Manajemen Kesiswaan/
Peserta Didik
Dosen Pengampu :
Dr. Imam Makruf, S.Ag, M.Pd

Disusun oleh :
Firstya Rafika F.S. (143111147)
Irwanto (143111305)
Unsaa Hasna R. (143111152)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA


A.
Latar Belakang
Di lingkungan sekolah, siswa/peserta
didik merupakan unsur inti kegiatan pendidikan. Karena itu jika tidak ada
peserta didik, tentunya tidak akan ada kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era
persaingan antarlembaga pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang, sekolah
harus berjuang secara sungguh-sungguh. Untuk mendapat peserta didik, tak
sedikit lembaga pendidikan yang mati karena kehabisan peserta didik. Bahkan ada
ketua yayasan pendidikan yang mengatakan bahwa mencari peserta didik jauh lebih
sulit ketimbang mencari guru baru. Dikatakannya, untuk mendapatkan guru baru
cukup membuka lamaran, sehari sudah banyak yang datang. Sedangkan untuk mencari
peserta didik, belum tentu dengan mengedarkan brosur dan memasang sepanduk
peserta didik akan datang.
Hal ini menggambarkan
bahwa dalam kegiatan pendidikan di era persaingan ini, peserta didik merupakan
unsur utama yang harus dimanajemen dan
dihargai martabatnya tak jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam dunia
usaha.
Manajemen kurikulum,
sarana dan prasarana, peserta didik, personalia dan pembiayaan adalah
komponen-komponen pendukung untuk keberhasilan penyelenggaraan lembaga
pendidikan (sekolah). Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam
upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu
komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya. Satu komponen memberikan
dukungan bagi komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi
terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut.
Keberadaan peserta
didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan
bagian dari kebermutuan dari lembagaan pendidikan (sekolah). Artinya bahwa
dibutuhkan Manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan
(sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial emosional, dan
kejiwaan peserta didik. (Sesuai filosofi tujuan pendidikan, memanusiakan
manusia).
Berangkat dari hal tersebut, dalam makalah ini penulis akan
mengupas tentang, pengertian manajemen kesiswaan/peserta didik, tujuan dan
fungsi manajemen peserta didik, prinsip-prinsip manajemen peserta didik serta
ruang lingkup manajemen peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang di maksud manajemen siswa/peserta didik?
2.
Bagaimana
tujuan dan fungsi manajemen siswa/peserta didik?
3.
Bagaimana
prinsip-prinsip manajemen siswa/peserta didik?
4.
Bagaimana
ruang lingkup manajemen siswa/peserta didik?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
devinisi manajemen siswa/peserta didik.
2.
Memahami
tujuan dan fungsi manajemen siswa/peserta didik
3.
Memahami
prinsip-prinsip manajemen siswa/peserta didik
4.
Memahami
ruang lingkup manajemen siswa/peserta didik.
BAB II
A.
Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen adalah ilmu yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber daya lainnya dalan suatu
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.[1]
Manajemen adalah proses yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya agar suatu tujuan dapat tercapai secara efektif
dan efesien.
Sedangkan siswa atau peserta didik merupakan seseorang yang sedang
berkembang memiliki potensi tertentu dengan bantuan pendidik (guru). Peserta
didik adalah individu manusia yang secara sadar berkeinginan untuk
mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan rohani) melalui proses kegiatan
beajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau tingkatan pendidikan tertentu.[2] Dalam
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta
didik ialah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses tertentu. Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk
menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan.
Manajemen kesiswaan merupakan penggabungan dari kata manajemen
dan kesiswaan. Manajemen kesiswaan merupakan layanan yang memusatkan
perhatian pada pengaturan, pengawasan, serta layanan siswa di kelas dan di luar
kelas. Semua kegiatan yang di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, siswa diharapkan berperan aktif dalam
program-program yang dilakukan sekolah sebagai upaya mengembangkan dirinya
secara optimal.[3]
Dapat
disimpulkan bahwa manajemen kesiswaan memiliki pengertian sebagai proses
pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa disekolah mulai dari
perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan, yang dilakukan selama siswa berada
disekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya melalui penciptaan
suasana pembelajaran yang kondusif dan konstruktif terhadap berlangsungnya
proses belajar mengajar atau pembelajaran yang efektif.[4]
Dengan kata lain manajemen kesiswaan adalah keseluruhan proses penyelenggaraan
usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian pembelajaran
disekolah.
B.
Tujuan Manajemen Kesiswaan
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah pengaturan
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat menunjang
proses belajar mengajar disekolah sehingga, proses kegiatan pembelajaran dapat
berjalan lancer, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah.[5]
Dapat dikatakan juga bahwa tujuan
manajemen kesiswaan adalah menata proses peserta didik mulai dari perekrutan,
mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional
agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Adapun tujuan khusus manajemen peserta
didik ialah:
a. Meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan psikomotorik peserta didik
b. Menyalurkan
dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan
aspirasi, harapan, dan kebutuhan peserta didik.
d. Peserta
didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup dan selanjutnya dapat
belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.[6]
C. Fungsi Manajemen Kesiswaan
Fungsi manajemen peserta didik adalah
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin,
baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosil, aspirasi,
kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.[7]
Adapun fungsinya secara khusus yaitu:[8]
a. Fungsi
yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, yaitu peserta
didik dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak
terhambat. Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi kemampuan umum
(kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
b. Fungsi
yang berkenaan dengan pengembangan fungsi social peserta didik, yaitu peserta
didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orangtua dan
keluarganya, dengan lingkungan sekolahnya dan lingkungan masyarakatnya. Fungsi
ini berkaitan dengan hakikat peserta didik sebagai mahluk social.
c. Fungsi
yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, yaitu
menyalurkan hobi, kesenangan, dan minat peserta didik.
Hobi, kesenangan, dan minat peserta didik patut disalurkan karena dapat
menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik.
d. Fungsi
yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik,
yaitu peserta didik sejahtera dalam hidupnya.
D.
Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan
Prinsip merupakan sesuatu yang hatus di pedomani dalam melaksanakan
tugas. Prinsip manajemen kesiswaan/peserta didik mengandung artu bahwa dalam
mengetur peserta didik, prinsip-prinsip yang ada harus dipegang dan dipedomani.
Prinsip-prinsip manajemen kesiswaan/peserta didik menurut Departemen pendidikan
dan kebudayaan sebagai berikut:
1.
Siswa
harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan sebagai obyek, sehingga harus
didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
2.
Kondisi
siswa sangat beragam, ditinjau dari segi kondisi fisik, kemampuan intelektual,
social ekonomi, minat, dan sebagainya. Oleh karen itu, diperlukan wahana
kegiatan yang beragam sehingga setiap siswa memiliki wahan untuk berkembang
secara optimal.
3.
Siswa
hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
4.
Pengembangan
potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah efektif
dan psikomotorik.[9]
Selain itu, ada pula yang harus
diperhatikan pendidik dalam membimbing peserta didik, yaitu “kebutuhan peserta
didik”. Menurut Al-Qussy, kebutuhan manusia dibagi dalam dua kebutuhan pokok,
yaitu kebutuhan primer dan sekunder. Sedangkan menurut Law Head membagi nya
dalam lima kebutuhan yaitu Kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani, kebutuhan yang
menyangkut jasmani-rohani, kebutuhan social, dan kebutuhan yang lebih tinggi
sifatnya (biasanya dirasakan lebih akhir) merupakan tuntutan rohani yang
mendalam, seperti kebutuhan terhadap
agama.[10]
E.
Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
Ada tiga tugas
utama dalam menajemen kesiswaan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan
belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas
tersebut, ruang lingkup manajemen kesiswaan diantaranya:
1.
Perencanaan Kesiswaan
Perencanaan kesiswaan ini merupakan aktivitas yang sangat penting
dalam manajemen kesiswaan, karena dalam kegiatan perencanaan akan diperoleh
suatu kebijakan yang berkaitan dengan strategi penerimaan peserta didik baru . Mencakup sensus sekolah dan penentuan jumlah siswa yang diterima. Perolehan
pendataan tersebut akan dapat ditetapkan: jumlah dan lokasi sekolah, batas
daerah penerimaan siswa suatu sekolah, jumlah fasilitas transportasi, layanan
program pendidikan, fasilitas pendidikan bagi anak-anak penderita cacat, laju
pertumbuhan penduduk (khususnya anak-anak usia sekolah di daerah sekitar
sekolah)[11].
2.
Penerimaan Siswa Baru
Kegiatan penerimaan siswa baru (PSB) dikelola oleh panitia PSB.
Kegiatan ini dilakukan agar kegiatan belajar mengajar sudah dapat dimulai di
hari pertama setiap tahun ajaran baru. Adapun langkah-langkah penerimaan siswa
baru menurut Drs. Ismed Syarief Cs:
a)
Membentuk
panitia penerimaan murid
b)
Menentukan
syarat pendaftaran calon
c)
Menyediakan
formulir pendaftaran
d)
Pengumuman
pendaftaran calon.
e)
Menyediakan
buku pendaftaran.
f)
Menentukan
waktu pendaftaran,
g)
Penentuan
calon yang diterima (seleksi calon siswa)
h)
Pendaftaran
ulang
i)
Orientasi
pengenalan sekolah.[12]
3.
Pengelompokkan Siswa
Pengelompokkan ini dilakukan agar proses belajar mengajar di sekolah
bisa berjalan lancer, tertib, dan tercapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah
diprogramkan. Ada beberapa jenis pengelompokkan siswa, diantaranya adalah:
a)
Pengelompokkan
dalam kelas-kelas
ü Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, murid yang berjumlah
besar perlu dibagi menjadi kelompok kelas.
b)
Pengelompokkan
berdasarkan bidang studi
ü Pengelompokkan ini merupakan pengelompokkan siswa berdasarkan minat
dan bakatnya.
c)
Pengelompokkan
berdasarkan spesialisasi
ü Pengelompokkan ini terdapat di sekolah-sekolah kejuruan.pada
hakekatnya penjurusannya ini sama pengelompokkan berdasarkan bidang studi,
namun lebih menjurus kearah yang lebih khusus.
d)
Pengelompokkan
dalam system kredit
ü Pengajaran system kredit merupakan pengajaran yang menggunakan
ukuran kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran.
e)
Pengelompokkan
berdasarkan kemampuan
ü Pengelompokkan ini didasarkan pada kemampuan peserta didik untuk
mata pelajaran tertentu.
f)
Pengelompokkan
berdasarkan minat
ü Pengelompokkan ini didasarkan pada minat khusus peserta didik.
Kegiatan ini biasanya dilakukan pada kegiatan ekstrakulikuler, sehingga peserta
didik diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan ekstrakulikuler sesuai
minatnya.[13]
4.
Disiplin Siswa
Pembinaan peserta didik mempunyai nilai yang
strategis, sebagai salah satu faktor penentu sumberdaya manusia masa depan,
sasarannya adalah anak usia 6-18 tahun, suatu tingkat perkembangan usia anak
dimana secara psiskis dan fisik anak sedang mengalami pertumbuhan, suatu periode
usia yang ditandai dengan kondisi kejiwaan yang tidak stabil, agresifitas yang
tinggi dan mudah dipengaruhi lingkungan.[14]
Guna untuk mengantisipasi kompleksitas permasalahan tersebut diperlukan
pembinaan anak usia sekolah dengan professional yang didalamnya mengandung
banyak nilai, yaitu:
a) Peningkatan
mutu gizi
b) Perilaku
kehdupan beragama dan perilaku terpuji
c) Penanaman
rasa cinta tanah air
d) Disiplin
dan kemandirian
e) Peningkatan
daya cipta, daya analisis, prakarsa dan daya kreasi
f) Penumbuhan
kesadaran akan hidup bermasyarakat
g) Penelusuran
bakat dan minat peserta didik.
h) Kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan.[15]
Kemudian dalam rangka membina siswa
secara komprehensif pihak sekolah mesti memberikan layanan khusus yang
menunjang manajemen kesiswaan. Layanan tersebut antara lain: layanan bimbingan
dan konseling, layanan perpustakaan, layanan kantin, layanan kesehatan, layanan
transportasi sekolah, dan layanan asrama.[16] .
5.
Kegiatan Ektrakulikuler
Kegiatan ektrakulikuler merupakan kegiatan pelajaran yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Tujuannya agar siswa dapat
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan nilai dan
sikap denim mengembangkan minat dan bakat siswa. Kegiatan ini secara tidak
langsung juga memberikan dudukungan terhadap pembelajaran di kelas dan
memberikan tambahan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan siswa.[17]
6.
Organisasi Intra Sekolah (OSIS)
OSIS dibina oleh kepala sekolah bersama guru sehingga semua
kegiatan struktur organisasi, tugas dan kewajiban dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. OSIS berfungsi sebagai wadah untuk pembinaan pemuda dan
budaya, pembinaan stabilitas dan ketahanan nasional, pembentukan watak dan
kepribadian dalam integrasi sekolah, pencegahan pembinaan siswa yang kurang
dapat dipertanggungjawabkan, pembinaan aktivitas intra sekolah yang
berorientasi pada kegiatan yang bersifat edukatif, serta pemberian kesempatan
seluas-luasnya bagi pengembangan potensi siswa.
Adapun tujuan OSIS yaitu mempersiapkan siswa menjadi warga Negara
yang memiliki jiwa Pancasila, berkepribadian luhur, moral dan mental yang
tinggi, berkecakapan, serta memiliki pengetahuan siap untuk diamalkan;
mempersiapkan siswa agar menjadi warga Negara yang mengabdi pada Tuhan Yang
Maha Esa, tanah air dan bangsanya; menggalang persatuan dan kesatuan yang kokoh
dan akrab; menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan
mencegah siswa dijadikan sasaran perbuatan pengaruh serta kepentingan suatu
golongan dan usaha peningkatan ketahanan sekolah.[18]
7.
Evaluasi Kegiatan Siswa
Langkah-langkah dalam mengevaluasi kegiatan siswa, antara lain:
a.
Penentuan
standar. Maksudnya, membuat patokan atau target mengenai keberhasilan dan
kegagalan suatu kegiatan. Standar yang telah ditentukan, harus dibuat dan
dikomunikasikan kepada semua yang terlibat dalam kegiatan tersebut, agar mereka
dapat mengetahui target-target yang akan dicapai.
b.
Mengadakan
pengukuran. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh suatu kegiatan
telah atau belum dilaksanakan.
c.
Membandingkan
hasil pengukuran dengan standar yang telah dilakukan. Hal ini bertujuan agar
dapat diketahui selisih antara hasil pengukuran dengan standar yang telah
ditentukan.
d.
Mengadakan
perbaikan. Perbaikan dilakukan untuk mengetahui ketercapaian standar yang telah
ditentukan, terutama perbaikan terhadap penyebab tidak terpenuhinya target
standar.[19]
8.
Perpindahan Siswa
Ada dua pengertian perpindahan siswa, yakni perpindahan siswa dari
sekolah satu ke sekolah yang lainnya, dan perpindahan siswa dari suatu jenis
program ke jenis program lainnya. Untuk mengantisipasi perpindahan siswa dari
jenis program ke jenis program lain maka pada saatn penjurusan usahakan
menentukan jurusan-jurusan bagi siswa yang setepat-tepatnya sesuai dengan data
yang selengkap-lengkapnya.
9.
Kenaikan Kelas dan Penjurusan
Kenaikan kelas dan penjurusan diatur dalam peraturan sekolah yang
didasarkan pada kebijakan yang ada di sekolah. Seringkali dalam pelaksanaannya
muncul masalah-masalah yang perlu diselesaikan secara bijak. Untuk meminimalisir
masalah tersebut, data-data tentang hasil evaluasi pembelajaran siswa harus lengkap dan
obyektif, mendayagunakan fungsi dan
peranan bimbingan dan penyuluhan, dan para guru bersikap hati-hati dan obyektif
dalam memberikan penilaian hasil belajar siswa.[20]
10.
Kelulusan dan Alumni
Setelah seorang siswa selesai mengikuti seluruh program pendidikan
di sekolah, dan berhasil lulus dalam UAN, maka siswa diberikan ijazah atau
STTB.[21]
BAB III
Kesimpulan
Dari
penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen kesiswaan adalah proses
pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa disekolah mulai dari
perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan, yang dilakukan selama siswa berada
disekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya melalui penciptaan
suasana pembelajaran yang kondusif dan konstruktif terhadap berlangsungnya
proses belajar mengajar atau pembelajaran yang efektif.
Tujuan
manajemen kesiswaan diantaranya adalah sebagai pengaturan
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat menunjang
proses belajar mengajar disekolah sehingga, proses kegiatan pembelajaran dapat
berjalan lancer, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah. Adapun fungsinya sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan
segi-segi individualitasnya, segi sosil, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi
potensi peserta didik lainnya.
Prinsip-prinsip
dari manajemen siswa ini diantaranya, Siswa harus diperlakukan sebagai subyek
dan bukan sebagai obyek; beragamnya kondisi para siswa; serta pengembangan
potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah efektif
dan psikomotorik
Kemudian
ruang lingkup dari manajemen kesiswaan ini adalah Perencanaan kesiswaan,
penerimaan siswa baru, pengelompokkan siswa, disiplin siswa, kegiatan
ektrakulikuler, organisasi intra sekolah (osis), evaluasi kegiatan siswa,
perpindahan siswa, kenaikan kelas dan penjurusan, serta kelulusan dan alumni.
Daftar Pustaka
Heryati, Yeti dan Mumuh Muhsin. 2014. Manajemen Sumber Daya
Pendidikan. Bandung: CV Pustaka setia
Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan. Cet. III. Bandung: VC
Pustaka Setia
Mustari, Mohamad. 2014 Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT
Raja Grafindo
Saefullah. 2014. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: CV
Pustaka Setia
Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam Konsep, Strategi
dan Aplikasi. Cet. I. Yogyakarta: Teras
[1]Hikmat, Manajemen
Pendidikan, Cet. III, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal. 11.
[2] Mohamad
Mustari, Manajemen Pendidikan,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014), hal. 107.
[4]Yeti Heryati
dan Mumuh Muhsin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka
setia, 2014).hal. 78.
[5] Ibid,.
[6] Ibid,.
[7]Yeti Heryati
dan Mumuh Muhsin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan,…….hal. 79
[8] Ibid,.
[9] Sulistyorini, Manajemen
Pendidikan Islam Konsep, Strategi dan Aplikasi, Cet. I, (Yogyakarta: Teras,
2009), hal. 100-101.
[11]
Sulistyorini, Manajemen
Pendidikan Islam Konsep,……., hal. 104
[13]
Sulistyorini, Manajemen
Pendidikan Islam Konsep, …….., hal 107
[14]
Mohamad
Mustari, Manajemen Pendidikan……, hal.
114.
[15]
Mohamad
Mustari, Manajemen Pendidikan…., hal.
114.
[17]
Ibid,.
[18]Sulistyorini, Manajemen
Pendidikan Islam Konsep, ….., hal. 111.
[20]Sulistyorini, Manajemen
Pendidikan Islam Konsep,…..,hal. 113.
[21]
Ibid,.
No comments:
Post a Comment