FAWATIH
AL-SUWAR
Tugas ini disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
dengan Dosen Pengampu : Hamdan Maghribi. S.TH.,M.PHIIL
Disusun oleh :
Dani Safiq Salsabila
Irwanto
M. Amirul Alif Mustaqim
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2014/2015
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya yang tiada terkira, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “FAWATIH AL-SUWAR
“.
Tak
lupa kami juga mengucapkan ribuan terimakasih kepada segenap keluarga yang
telah banyak memberikan dukungan, kasih, kepercayaan yang begitu besar. Dari
sanalah kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun kepada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun
penulis berharap makalah ini terbebas dari kesalahan dan kekurangan namun,
masih saja banyak kuranganya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir
kata penulis berharap, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta,
Desember 2014
Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I
A. Pendahuluan 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan masalah 1
BAB II
A. Penertian Fawatih Al-Suwar 2
B. Macam-macam Fawatih Al-Suwar 4
C. Pendapat Ulama’ tentang Fawatih Al-suwar 7
D. Manfaat Fawatih Al-Suwar 9
BAB III
Kesimpulan 11
Daftar pustaka 12
BAB I
A. LATAR
BELAKANG
Allah swt menurunkan al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia yang
didalamnya menjelaskan segala sesuatu dan tidak akan pernah sesat orang nyang
menjadikan nya sebagai pedoman bagi kehidupan sehari-hari.maka seyogianyalah
setiap orang islam harus senantiasa mempelajari dan mengkaji apa-apa nyang ada
didalamnya karena semakin banyak kita mengkaji al-qur’an maka akan semakin
banyak kita menemukan khazanah keilmuan yang ada didalamnya serta hikmah-hikmah
nyang belum kita dapat sebelumnya.
Al-qur’an yang terdiri dari 114 surat dan 29 dari surat-surat
tersebut diawali dengan satu huruf atau sekelompok huruf
yang dibaca sebagai kelompok huruf terpisah, oleh mayoritas ahli
tafsir disebut sebagai huruf muqatha’ah ada pula yang menyebutnya sebagai huruf
tahajji.
Huruf-huruf ini misterius tidak ada penjelasan yang memuaskan
mengenai artinya walaupun ada juga penjelasan artinya namun tidak didapatkan
alasan tentang kemunculannya diawal-awal surat dalam al-qur’an.
Untuk lebih jelasnya fawatih al-suwar itu akan kami bahas didalam
makalah ini.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang dimaksud Fawatih
Al-Suwar?
2. Apa saja macam-macam Fawatih
Al-Suwar?
3. Bagaimana pendapat para ulama’
tentang Fawatih Al-Suwar?
4. Apa manfaat Fawatih Al-Suwar?
C. TUJUAN
MASALAH
1. Memahami apa yang dimaksud Fawatih
Al-Suwar
2. Memahami macam-macam Fawatih
Al-Suwar
3. Mengetahui pendapat ulama’ tentang
Fawatih Al-Suwar
4. Mengetahui manfaat Fawatih
Al-Suwar
BAB II
A. PENGERTIAN
FAWATIH AL-SUWAR
Kata Fawatih
al-Suwar berasal dari bahasa Arab, sebuah kalimat yang terdiri
dari susunan dua kata, fawatih dan al-Suwar. Kata فواتح yang berarti pembuka adalah jamak Taksir dari
(فاتحة), yang mempunyai arti permulaan, pembukaan, dan pendahuluan.
Sedangkan السور adalah jamak dari سورة yang secara etimologi mempunyai banyak arti, yaitu:
tingkatan atau martabat, tanda atau alamat, gedung yang tinggi nan indah,
susunan sesuatu atas lainnya yang bertingkat tingkat.[1]
Secara etimologis, fawatih al Suwar berarti
pembukaan-pembukaan surat, karena posisinya berada di awal surat-surat dalam
al-Qur’an.[2]
Dari pengertian diatas maka dapat dipahami dari segi
makna fawatih al-suwar berarti pembuka-pembuka surah karena
posisinya yang mengawali perjalanaan teks-teks setiap surah. Sebahagian Ulama
ada yang mengidentikkan fawatih
al-suwar dengan huruf al-muqatta'ah atau huruf-huruf
yang terpisah dalam al-Quran. Seperti misalnya, Manna' Khalil al-Qaththan dalam
bukunya "Mabahis Fi Ulum al-Quran". Namun bila diteliti
lebih jauh, sesungguhnya keduanya sama sekali berbeda. Sebab huruf
al-muqatta'ah ini tidak terdapat pada semua awal surah yang jumlahnya
114 dalam al-Qur'an. Ia tak lebih hanya merupakan salah satu bagian dari
beberapa bentuk "fawatih al-Suwar " yang ada dalam
al-Qur'an.[3]
Seluruh surat dalam al-Qur’an di buka dengan sepuluh
macam pembukaan dan tidak ada satu surat pun yang keluar dari sepuluh macam
tersebut. Setiap macam pembukaan memiliki rahasia tersendiri sehingga sangat
penting untuk kita pelajari. Diantara pembuka surat itu diawali dengan
huruf-huruf terpisah (al-Ahruf al-Munqata’ah).[4]
Huruf Muqotho’ah merupakan unsur yang paling
kontroversial dalam Al-Qur’an, karena hingga sampai saat ini belunm ada jawaban
yang memuaskan atas pertanyaan mengenai huruf tersebut. Huruf Muqotho’ah
merupakan salah satu bukti i’jaz al-Qur’an. Huruf-huruf “misterius” ini
merupakan salah satu ciri par exellence al-Qur’an, karena tidak
ditemukan penggunaannya ditempat lain, termasuk didalam kesusastraan masyarakat
Arab saat itu. Hal ini merupakan satu versi pendapat mengenai huruf Muqotho’ah
yang dipegangi oleh mayoritas masyarakat muslim. [5]
Fawatih al-suwar merupakan bagian integral dari
al-qur’an, terutama dikalangan kaum muslimin, berbagai upaya dilakukan untuk
mengungkap misteri yang terdapat dalam dibalik huruf-huruf tersebut. Kelompok pertama
menganggap bahwa huruf Muqotho’ah merupakan bagian dari ayat-ayat mutasyabihat
yang substansi maknanya hanya Allah yang mengetahui. Kelompok kedua menempatkan
huruf-huruf Muqotho’ah sebagai bentuk akronim (singkatan) dari kata-kata atau
kalimat-kalimat tertentu misalnya kata “Alif Lam Mim”, merupakan
singkatan dari Allah untuk huruf Alif, Jibril untuk huruf Lam,
dan Muhammad untuk huruf Mim.[6]
[7]Irfan shahid dalam Abd. Rohman menyatakan bahwa sejarah
dari huruf Muqotho’ah berawal dari bunyi-bunyi wahyu yang tidak dapat didengar
secara jelas oleh Rasullullah, karena suasana ketidaksiapannya unutk menerima
wahyu atau bahkan karena isi wahyu yang terlalu berat. Meski tidak dapat
menangkap bunyi wahyu dengan jelas, karena kejujuran dan kehati-hatiannya Muhammad
tetap memasukkan huruf-huruf misterius tersebut ke dalam al-Qur’an. Hal ini
dapat dibuktikan bahwa, pertama, kenyataan huruf-huruf misterius
tersebut tidak terdapat dalam tubuh atau bagian akhir surat, melainkan di awal
surat. Hal ini menunjukan bahwa ia menggambarkan situasi ketika wahyu
diturunkan. Muhammad yang berada dalam kondisi yang tidak siap tidak dapat
menangkap pesan wahyu tersebut baik dan jelas. Kedua, al-qur’an memuat
sejumlah ayat yang memerintahkan Muhammad untuk menyimak wahyu dengan seksama
dan teliti seperti:
Surat Ath-Thoha ayat 114
Artinya: “Maka Maha Tinggi Raja Yang sebenar-benarnya
dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca al-Qur’an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah:” Ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan.” (Qs. At-Thoha:114)
Surat Al-Qiyamah
ayat 16
Artinya:“janganlah kamu gerakan lidahmu untuk (membaca)
al-quran karena hendak cepat-cepat
(menguasainya).” (Qs. Al-Qiyamah:16)
Menurut Ibn
Abi al-Ishba`, istilah fawatih adalah jenis-jenis perkataan yang
membuka surah-surah dalam al-Qur’an. Jenis jenis perkataan itu dibagi menjadi
sepuluh, yaitu: Pujian kepada Allah, Nida’, huruf tahajji
(huruf-huruf muqatta’ah), Qasam, Jumlah khabariyyah, Syarat,
Perintah, Pertanyaan, Doa, Ta’lil. Wallahu a'lam.
B. MACAM-MACAM FAWATIH AL-SUWAR
Beberapa ulama telah melakukan penelitian tentang fawatih
al-suwar dalam al-Qur’an, diantaranya adalah imam al-Qasthalani, beliau membagi
kepada sepuluh macam. Sementara ibnu Abi al-Isba juga telah melakukan
penelitian dan beliau membagi kepada lima macam saja. dan dalam
pembahasan ini kami akan mengetengahkan pendapat al-Qasthalani : Adapun sepuluh
macam menurut beliau adalah:
1. Pembukaan pujian kepada Allah swt
Pujian kepada Allah ada dua macam yaitu:
a. menetapkan sifat-sifat terpuji (الاءثبات الصفات الماض).
Dengan manggunakan lafaz sebagai berikut:
1. Memakai lafaz hamdalah yakni dibuka dengan الحمد لله yang terdapat dalam lima surat. Yatu, Q.S. Al Fatihah,
Al An’am, Al Kahfi, Saba, dan Fathr.
b. Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif (تشبح عن صفات نقص) dengan menggunakan lafaz tasbih (يسبح,
سبح, سبح, سبحن). Sebagai
mana terdapat dalam tujuh surat. Yaitu, QS. Al-Isra, Al-A’la, Al-Hadid,
Al-Hasyr, As-Shaff, Al-Jum’ah, dan At-Taghabun.[9]
2. Pembukaan dengan panggilan (Nida’) (الا ستفتح بنداء)
Nida disini
ada 3 macam, yaitu:
a. Nida untuk nabi, misalnya (ياايها
النبي) terdapat dalam tiga
surat.
b. Nida untuk Mukminin (ياايها
الذين امنوا) terdapat tiga
surat.
c. Dan Nida untuk manusia (ياايها
الناس) terdapat dalam dua
surat
3. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus (الا ستفتح بالاحرف المنقطعه)
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surat
dengan memakai 14 surat tanpa diulang yaitu: ا, ى,
ه, ن, م, ل, ق ,ع, ط, ص, س, ر,ح.
Penggunaan huruf-huruf di atas dalam fawatih al-Suwar disusun dalam 14
rangkaian, yang terdiri dari beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Terdiri dari satu huruf, terdapat dalam tiga surat yakni ص
(QS.Shad),ق (QS.Qaf), dan ن (QS, Qalam).
b. Terdiri dari dua huruf, terdapat dalam 10 surat, 7 surat
dinamakan Hawamim (surat-surat yang dibuka dengan Hamim), yakni: (QS,
Al-Mukmin, Al-fussilat, Al-surra, Al- Zuhruf, Al- Dukhan, Al- Jatsiah, Al-
Ahqaf), طه (QS, Taha), طس (QS, Naml) يس (QS, Yasin).
c. Terdiri dari tiga huruf, enam surat dimulai dengan الم
yaitu: (QS, Al-Baqarah, Al- Imran, Al-Ankabut, Ar-Rum, Lukman, dan Al-Sajdah),
lima surat dimulai dengan الر yaitu: (QS, Yunus, Hud, Ibrahim, Yusuf dan
Al-Hijr), dan dua surat dimulai dengan طسم yaitu: (QS,
Qashash dan Asy-Syuro).
d. Terdiri dari empat huruf yaitu: المر (QS,
Al-Ara’ad) dan المص (QS, Al-A’raf).
e. Terdiri dari lima huruf yaitu: كهيعص (QS,
Maryam), dan حم عسق (QS, Al-Syuara).
4. Pembukaan dengan sumpah (Qosam) (الاءتتفناح بقسام)
Terdapat dalam 16 surat dibagi kepada tiga bagian sebagai
berikut:
a. Sumpah dengan benda angkasa misalnya: والنجم (QS, An-Nazm), والطارق والسماء (QS, Ath-Thariq),
dan lain-lain.
b. Sumpah dengan benda bawah misalnya: والتين (QS,
At-Tin), والعديت (QS, Al_’Adiyat), dan lain-lain.
c. Sumpah dengan waktu misalnya: والعصر (QS,
Al-Ashr), واليل (QS, Al-Lail), dan lain-lain.
5. Pembukaan dengan kalimat (jumlah) Khabariah
Ada 23 surat dan dibagi dua macam sebagai berikut:
a. Jumlah ismiyah, jumlah ismiyah menjadi pembuka surat yang
terdiri dari 11 surat yaitu: براءة من الله ورسوله (QS, At-Taubat), سورة انزلناها وفرضناها
(QS, An-Nur).
b. Jumlah fi’liyah, jumlah fi’liyah yang menjadi pembuka
surat terdiri dari 12 surat yaitu: يسئلونك عن
الانفال (QS, Al-Anfal), قد افلح المؤ منون (QS, Al-Mukminun) dan lain-lain.
6. Pembukaan dengan Syarat (الاءستفتاح با لشرط)
Terdiri dari
tujuh surat misalnya اذالشمس كورت (QS, At-Takwir). انفطرت اذالسماء (QS, Al Infithar) dan lain-lainnya.
7. Pembukaan dengan kata perintah
Adapun pembukaannya terdiri dari enam surat yaitu: dengan
kata اقرا dalam surat Al-Alaq, dan dengan kata قل dalam surat
al-Jin, al-Kfirun, al-Falaq, dan al-Annas.
8. Pembukaan dengan pertanyaan(al-Istiftah bil
Istifham)
Bentuk nya ada dua dan terdapat empat surat dalam
al-Qur’an. Yaitu:
a. Pertanyaan fositif misalnya: هل
اتي علي الانسان
(QS. Ad-dahr).
b. Pertanyaan negatif misalnya: الم
نشرح لك صدرك (QS,
Al-Insyirah).
9. Pembukaan dengan do’a
Ada tiga surat didalam al-Qur’an. Yaitu, QS. Al-Muthaffifin,
QS.
Al-Humazah, dan QS. Al-Lahab.
10. Pembukaan dengan alasan (al-Istiftah bit-Ta’lil)
Ada satu surat
didalam al-Qur’an. Misalnya لايلف قريش (QS. Al-Qurais).
C. PENDAPAT ULAMA’ TENTANG FAWATIH AL-SUWAR
Para ulama salaf dalam menyikapi ayat-ayat mutasyabihat
yang terletak pada awal surat berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut telah
tersusun sejak azali sedemikian rupa, melengkapi segala yang melemahkan manusia
dan mendatangkan seperti Al-Qur’an. Karena kehatian-hatiannya, mereka tidak
berani menafsiran dan tidak berani mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap
huruf itu. Dan mereka berkeyakinan bahwa Allah sendiri yang mengetahui
tafsirannya. Hal ini menjadi suatu kewajaran yang berlaku bagi ulama salaf
karena dalam hal teologi pun menolak terjun dalam pembahasan tentang hal-hal
yang suci seperti ungkapannya : “Istimewa Allah adalah cukup diketahui, hal ini
harus kita percayai, mempersoalkan hal itu adalah bid’ah”. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Asy-Sya’bi yang dikutip oleh Subhi Sholih menyatkaan “ Huruf
awalan itu adalah rahasia Al-Qur’an ”. Hal ini sebagaimana diperjelas dengan
perkataan Ali bin Abi Tholib.“Sesungguhnya bagi tiap-tiap kitab ada
saripatinya, saripati Al-Qur’an ini adalah huruf-huruf Hijaiyah”. Abu Bakar
Ash-Sidiq pernah berkata: “ Di tiap-tiap kitab ada rahasianya, rahasia dalam
Al-Qu’an adalah permulaan-permulaan surat”.[10]
Pendapat atau penafsiran para
mufasir tentang Fawatih Al-Suwar:
1. Mufasir dari Kalangan Tasawuf. Ulamaa
tasawuf berpendapat bahwa fawatihus Suwar adalah huruf-huruf yang tepotong-potong
yang masing-masing diambil dari nama Allah, atau yang tiap-tiap hurufnya
merupakan penggantian dari suatu kalimat yang berhubungan dengan yang
sesudahnya atau huruf itu menunjukkan kepada maksud yang dikandung oleh surah
yang surah itu dimulai dengan huruf-huruf yang terpotong-potong itu.[11]
2. Mufasir Orientalis Pendapat yang palinng jauh menyimpang
dari kebenaran adalah dari seorang orientalis yang bernama Noldeke dari Jerman,
yang kemudian dikoreksi, bahwa awalan surat itu tidak lain adalah huruf depan dan
huruf belakang dari nama-namapara sahabat Nabi. Misalnya: Huruf “Sin”
adalah dari nama Sa’ad Bin Abi Waqosh, “Mim” adalah huruf depan dari
nama Al-Mughiroah, huruf “Nun” adalah dari nama Usman Bin Affan.[12]
3. Al-Khuwaibi Al-Khuwaibi mengatakan bahwa kalimat-kalimat
itu merupakan tanbih (peringatan) bagi Nabi. Mungkin ada suatu waktu Nabi
berada dalam keadaan sibuk dan lain sebagainya.[13]
4. Rasyid Ridha As-sayyid menurut Rasyid Ridha tidak
membenarkan Al-Quwaibi diatas, karena Nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan
senantiasa menanti kedatangan wahyu. Rasyid Ridha berpendapat sesuai dengan
ar-Razi bahwa tanbih (peringatan) ini sebenarnya dihadapkan kepada orang-orang
musyrik mekkah dan ahli kitab madinah. Karena orang-orang kafir apabila Nabi
membaca al-Qur’an mereka satu sama lain menganjurkan untuk tidak
mendengarkannya, seperti dijelaskan dalam suratfushilat ayat 26.[14]
5. Mufasir Dari Kalangan Syi’ah, Kelompok syi’ah
berpendapat bahwa jika huruf-huruf awalan itu dikumpulkan setelah dihapus
ulangan-ulangannya maka akan berarti : “Jalan Ali adalah kebenaran yang kita
pegang teguh”. Perwakilan itu kemudian dijawab oleh kelompok Ahlul Sunnnah, dan
jawabannya berdasarkan pengertian yang mereka peroleh dari huruf-huruf awalan
itu yang juga dihapus di ulangan-ulangannya dengan mengatakan “Benarlah jalanmu
bersama kaum Ahlu Sunnah”. Dari pendapat para ahli tentang Fawatihus Suwar,
dapat dilihat bahwa pentakwilan sebuah ayat sangat banyak macamnya. Hal ini
boleh jadi didasari oleh pendidikandan ilmu-ilmu yang dimilikinya serta
kecenderungan mereka mengkaji Al-Qur’an secara lebih luas.[15]
D. MANFAAT FAWATIH AL-SUWAR
Manfaat
tela’ah terhadap fawatih Al-suwar tidak terlepas dari konteks
penafsiran Al-Qur’an.
Pengggalian-penggalian makna yang terlebih dahulu melalui karakter bab ini,
akan memberikan nuansa tersendiri, baik yang didasarkan pada data historis yang
konkrit ataupun penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu
tentu saja kita tetap meyakini eksistensi Al-Qur’an, kebesarannya,
keagungannya, juga rahasia kemu’jizatannya. Banyak sekali manfaat yang kita
dapat dalam mengkaji Fawatih al-Suwar.[16]
Adapun
sebagian dari manfaatnya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Tanbih (peringatan ) dan
dapat memberikanperhatian baik bagi nabi, maupun umatnya dan
dapat menjadi pedoman bagi kehidupan ini.
2. Sebagai pengetahuan bagi kita yang
senantiasa mengkajinya bahwa dalam fawatih as-suwar banyak
sekali hal-hal yang mengandung rahasia-rahasia
Allah yang kita tidak dapat mengetahunya.
3. Sebagai motivasi untuk selalu
mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4. Untuk menghilangkan keraguan
terhadap al-Qur’an terutama bagi kaum Muslimin yang masih lemah imannya karena
sangat mudah terpengaruh oleh perkataan musuh-musuh islam yang
mengatakan bahwa al-qur’an itu adalah buatan Muhammad.[17]
Dengan mengkaji Fawatih al-Suwar
kita akan merasakan terhadap keindahan bahasa al-Qur’an
itu sendiri bahwa al-Qur’an itu datang dari dari Allah SWT.
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, makna fawatih
al-suwar adalah pembuka-pembuka surah karena posisinya yang mengawali
perjalanaan teks-teks setiap surah dan sebagian Ulama ada yang
mengidentikkan fawatih al-suwar dengan huruf
al-muqatta'ah atau huruf-huruf yang terpisah dalam al-Quran.
Menurut ibn Abi Al-Ishba’, Jenis jenis fawatih al-suwar
itu dibagi menjadi sepuluh, yaitu: Pujian kepada Allah, Nida’, huruf
tahajji (huruf-huruf muqatta’ah), Qasam, Jumlah khabariyyah,
Syarat, Perintah, Pertanyaan, Doa, dan Ta’lil.
Dikalangan ulama’ pun dalam menyikapi hal ini juga
terdapat perbedaan pendapat, seperti Ulamaa tasawuf berpendapat bahwa fawatihus
Suwar adalah huruf-huruf yang tepotong-potong yang masing-masing diambil dari
nama Allah, adapun yang mengatakan bahwa kalimat-kalimat
itu merupakan tanbih (peringatan) bagi Nabi, dll.
Adapun manfaat dari fawatih al-suwar adalah, sebagai
tanbih, pengetahuan, motivasi, dan untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur’an terutama
bagi kaum Muslimin yang masih lemah imannya.
Daftar Pustaka
Ahmad, Maltuf dan Muhammad
Hairuzi, 2014 “Fawatih Al-Suwar”, (online),
(http://uhangjambyee.blogspot.com/2014/09/makalah-ulumul-quran-fawatih-al-suwar.html) di akses tanggal 2 April 2015
Amri, Muhammad, 2013, “Fawatihus Suwar”, (online), (http://muhamri03.blogspot.com/2013/12/fawatihus-suwar.html), diakses tanggal 2 April 2015
Anam, Khoirul, 2012, “Fawatihus Suwar”, (online), (http://cahwadang.blogspot.com/2012/03/fawatihus-suwar.html), di akses tanggal 2 April 2015
Rohman, Abd, 2007, Komunikasi Dalam Al-Qur’an, Malang:
UIN Malang Press
[3]
http://muhamri03.blogspot.com/2013/12/fawatihus-suwar.html
[5] Abd. Rohman, Komunikasi
Dalam Al-Qur’an, UIN Malang Press, hal. 128.
[6]
Ibid.
[7]
Ibid., hal.
129.
[8]
http://aliyahalhuda.blogspot.com/2008/05/fawatih-al-suwar-dan-khawatim-al-suwar.html
[9]
Ibid,.
[10]
http://muhamri03.blogspot.com/2013/12/fawatihus-suwar.html
[11] Ibid,.
[12] Ibid,.
[13] Ibid,.
[14] Ibid,.
[15]
Ibid,.
[16]
http://uhangjambyee.blogspot.com/2014/09/makalah-ulumul-quran-fawatih-al-suwar.html
[17]
Ibid,.
No comments:
Post a Comment