Saturday, 20 June 2015

FAWATIH AS-SUWAR



FAWATIH AL-SUWAR





Tugas ini disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
dengan Dosen Pengampu : Hamdan Maghribi. S.TH.,M.PHIIL
Disusun oleh :
Dani Safiq Salsabila
Irwanto
M. Amirul Alif Mustaqim



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2014/2015


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya yang tiada terkira, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “FAWATIH AL-SUWAR “.
            Tak lupa kami juga mengucapkan ribuan terimakasih kepada segenap keluarga yang telah banyak memberikan dukungan, kasih, kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun kepada langkah yang lebih baik lagi.
            Meskipun penulis berharap makalah ini terbebas dari kesalahan dan kekurangan namun, masih saja banyak kuranganya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
            Akhir kata penulis berharap, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Surakarta,            Desember 2014
Penyusun


Daftar Isi

Kata pengantar                                                                             i
Daftar isi                                                                                        ii
BAB I
A.  Pendahuluan                                                                          1
B.  Rumusan masalah                                                                  1
C.  Tujuan masalah                                                                      1
BAB II
A.  Penertian Fawatih Al-Suwar                                                 2
B.  Macam-macam Fawatih Al-Suwar                                        4
C.  Pendapat Ulama’ tentang Fawatih Al-suwar                        7
D.  Manfaat Fawatih Al-Suwar                                                   9
BAB III
Kesimpulan                                                                            11

Daftar pustaka                                                                              12














BAB I

A.  LATAR BELAKANG
Allah swt menurunkan al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia yang didalamnya menjelaskan segala sesuatu dan tidak akan pernah sesat orang nyang menjadikan nya sebagai pedoman bagi kehidupan sehari-hari.maka seyogianyalah setiap orang islam harus senantiasa mempelajari dan mengkaji apa-apa nyang ada didalamnya karena semakin banyak kita mengkaji al-qur’an maka akan semakin banyak kita menemukan khazanah keilmuan yang ada didalamnya serta hikmah-hikmah nyang belum kita dapat sebelumnya.
Al-qur’an yang terdiri dari 114 surat dan 29 dari surat-surat tersebut diawali  dengan satu huruf atau sekelompok huruf yang  dibaca sebagai kelompok huruf terpisah, oleh mayoritas ahli tafsir disebut sebagai huruf muqatha’ah ada pula yang menyebutnya sebagai huruf tahajji.
Huruf-huruf ini misterius tidak ada penjelasan yang memuaskan mengenai artinya walaupun ada juga penjelasan artinya namun tidak didapatkan alasan tentang kemunculannya diawal-awal surat dalam al-qur’an.
Untuk lebih jelasnya fawatih al-suwar itu akan kami bahas didalam makalah ini.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang dimaksud Fawatih Al-Suwar?
2.    Apa saja macam-macam Fawatih Al-Suwar?
3.    Bagaimana pendapat para ulama’ tentang Fawatih Al-Suwar?
4.    Apa manfaat Fawatih Al-Suwar?

C.  TUJUAN MASALAH
1.    Memahami apa yang dimaksud Fawatih Al-Suwar
2.    Memahami macam-macam Fawatih Al-Suwar
3.    Mengetahui pendapat ulama’ tentang Fawatih Al-Suwar
4.    Mengetahui manfaat Fawatih Al-Suwar
BAB  II

A.  PENGERTIAN FAWATIH AL-SUWAR
Kata Fawatih al-Suwar  berasal dari bahasa Arab, sebuah kalimat yang terdiri dari susunan dua kata, fawatih dan al-Suwar. Kata فواتح  yang berarti pembuka adalah jamak Taksir dari (فاتحة), yang mempunyai arti permulaan, pembukaan, dan pendahuluan. Sedangkan السور adalah jamak dari سورة  yang secara etimologi mempunyai banyak arti, yaitu: tingkatan atau martabat, tanda atau alamat, gedung yang tinggi nan indah, susunan sesuatu atas lainnya yang bertingkat tingkat.[1]
Secara etimologis, fawatih al Suwar berarti pembukaan-pembukaan surat, karena posisinya berada di awal surat-surat dalam al-Qur’an.[2]
Dari pengertian diatas maka dapat dipahami dari segi makna fawatih al-suwar berarti pembuka-pembuka surah karena posisinya yang mengawali perjalanaan teks-teks setiap surah. Sebahagian Ulama ada yang mengidentikkan  fawatih al-suwar dengan huruf al-muqatta'ah atau huruf-huruf yang terpisah dalam al-Quran. Seperti misalnya, Manna' Khalil al-Qaththan dalam bukunya "Mabahis Fi Ulum al-Quran". Namun bila diteliti lebih jauh, sesungguhnya keduanya sama sekali berbeda. Sebab huruf al-muqatta'ah ini tidak terdapat pada semua awal surah yang jumlahnya 114 dalam al-Qur'an. Ia tak lebih hanya merupakan salah satu bagian dari beberapa bentuk "fawatih al-Suwar " yang ada dalam al-Qur'an.[3]
Seluruh surat dalam al-Qur’an di buka dengan sepuluh macam pembukaan dan tidak ada satu surat pun yang keluar dari sepuluh macam tersebut. Setiap macam pembukaan memiliki rahasia tersendiri sehingga sangat penting untuk kita pelajari. Diantara pembuka surat itu diawali dengan huruf-huruf terpisah (al-Ahruf al-Munqata’ah).[4]
Huruf Muqotho’ah merupakan unsur yang paling kontroversial dalam Al-Qur’an, karena hingga sampai saat ini belunm ada jawaban yang memuaskan atas pertanyaan mengenai huruf tersebut. Huruf Muqotho’ah merupakan salah satu bukti i’jaz al-Qur’an. Huruf-huruf “misterius” ini merupakan salah satu ciri par exellence al-Qur’an, karena tidak ditemukan penggunaannya ditempat lain, termasuk didalam kesusastraan masyarakat Arab saat itu. Hal ini merupakan satu versi pendapat mengenai huruf Muqotho’ah yang dipegangi oleh mayoritas masyarakat muslim. [5]
Fawatih al-suwar merupakan bagian integral dari al-qur’an, terutama dikalangan kaum muslimin, berbagai upaya dilakukan untuk mengungkap misteri yang terdapat dalam dibalik huruf-huruf tersebut. Kelompok pertama menganggap bahwa huruf Muqotho’ah merupakan bagian dari ayat-ayat mutasyabihat yang substansi maknanya hanya Allah yang mengetahui. Kelompok kedua menempatkan huruf-huruf Muqotho’ah sebagai bentuk akronim (singkatan) dari kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu misalnya kata “Alif Lam Mim”, merupakan singkatan dari Allah untuk huruf Alif, Jibril untuk huruf Lam, dan Muhammad untuk huruf Mim.[6]
[7]Irfan shahid dalam Abd. Rohman menyatakan bahwa sejarah dari huruf Muqotho’ah berawal dari bunyi-bunyi wahyu yang tidak dapat didengar secara jelas oleh Rasullullah, karena suasana ketidaksiapannya unutk menerima wahyu atau bahkan karena isi wahyu yang terlalu berat. Meski tidak dapat menangkap bunyi wahyu dengan jelas, karena kejujuran dan kehati-hatiannya Muhammad tetap memasukkan huruf-huruf misterius tersebut ke dalam al-Qur’an. Hal ini dapat dibuktikan bahwa, pertama, kenyataan huruf-huruf misterius tersebut tidak terdapat dalam tubuh atau bagian akhir surat, melainkan di awal surat. Hal ini menunjukan bahwa ia menggambarkan situasi ketika wahyu diturunkan. Muhammad yang berada dalam kondisi yang tidak siap tidak dapat menangkap pesan wahyu tersebut baik dan jelas. Kedua, al-qur’an memuat sejumlah ayat yang memerintahkan Muhammad untuk menyimak wahyu dengan seksama dan teliti seperti:
Surat Ath-Thoha ayat 114
Artinya: “Maka Maha Tinggi Raja Yang sebenar-benarnya dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah:” Ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (Qs. At-Thoha:114)

Surat Al-Qiyamah ayat 16
Artinya:“janganlah kamu gerakan lidahmu untuk (membaca) al-quran karena hendak cepat-cepat  (menguasainya).” (Qs. Al-Qiyamah:16)
Menurut Ibn Abi al-Ishba`, istilah fawatih adalah jenis-jenis perkataan yang membuka surah-surah dalam al-Qur’an. Jenis jenis perkataan itu dibagi menjadi sepuluh, yaitu: Pujian kepada Allah, Nida’, huruf tahajji (huruf-huruf muqatta’ah), Qasam, Jumlah khabariyyah, Syarat, Perintah, Pertanyaan, Doa, Ta’lil. Wallahu a'lam.


B.  MACAM-MACAM FAWATIH AL-SUWAR
Beberapa ulama telah melakukan penelitian tentang fawatih al-suwar dalam al-Qur’an, diantaranya adalah imam al-Qasthalani, beliau membagi kepada sepuluh macam. Sementara ibnu Abi al-Isba juga telah melakukan penelitian dan beliau membagi kepada lima macam saja.  dan dalam pembahasan ini kami akan mengetengahkan pendapat al-Qasthalani : Adapun sepuluh macam menurut beliau adalah:


1.    Pembukaan pujian kepada Allah swt
Pujian kepada Allah ada dua macam yaitu:
a.    menetapkan sifat-sifat terpuji (الاءثبات الصفات الماض). Dengan manggunakan lafaz sebagai berikut: 
1.    Memakai lafaz hamdalah yakni dibuka dengan الحمد لله yang terdapat dalam lima surat. Yatu, Q.S. Al Fatihah, Al An’am, Al Kahfi, Saba, dan Fathr.
2.    memakai lafaz تبارك  terdapat dalam dua surat. Yaitu, QS. Al Furqon dan Al Mulk.[8]
b.    Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif (تشبح عن صفات نقص) dengan menggunakan lafaz tasbih (يسبح, سبح, سبح, سبحن). Sebagai mana terdapat dalam tujuh surat. Yaitu, QS. Al-Isra, Al-A’la, Al-Hadid, Al-Hasyr, As-Shaff, Al-Jum’ah, dan At-Taghabun.[9]

2.    Pembukaan dengan panggilan (Nida’) (الا ستفتح بنداء)
Nida disini ada 3 macam, yaitu:
a.       Nida untuk nabi, misalnya (ياايها النبي) terdapat dalam tiga surat.
b.      Nida untuk Mukminin (ياايها الذين امنوا) terdapat tiga surat.
c.       Dan Nida untuk manusia (ياايها الناس) terdapat dalam dua surat

3.    Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus (الا ستفتح بالاحرف المنقطعه)
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surat dengan memakai 14 surat tanpa diulang yaitu: ا, ى, ه, ن, م, ل, ق ,ع, ط, ص, س, ر,ح. Penggunaan huruf-huruf di atas dalam fawatih al-Suwar disusun dalam 14 rangkaian, yang terdiri dari beberapa bentuk sebagai berikut:
a.    Terdiri dari satu huruf, terdapat dalam tiga surat yakni ص (QS.Shad),ق (QS.Qaf), dan ن (QS, Qalam).
b.    Terdiri dari dua huruf, terdapat dalam 10 surat, 7 surat dinamakan Hawamim (surat-surat yang dibuka dengan Hamim), yakni: (QS, Al-Mukmin, Al-fussilat, Al-surra, Al- Zuhruf, Al- Dukhan, Al- Jatsiah, Al- Ahqaf), طه (QS, Taha), طس (QS, Naml) يس (QS, Yasin).
c.    Terdiri dari tiga huruf, enam surat dimulai dengan الم yaitu: (QS, Al-Baqarah, Al- Imran, Al-Ankabut, Ar-Rum, Lukman, dan Al-Sajdah), lima surat dimulai dengan الر  yaitu: (QS, Yunus, Hud, Ibrahim, Yusuf dan Al-Hijr), dan dua surat dimulai dengan طسم yaitu: (QS, Qashash dan Asy-Syuro).
d.   Terdiri dari empat huruf yaitu: المر (QS, Al-Ara’ad) dan المص (QS, Al-A’raf).
e.    Terdiri dari lima huruf yaitu: كهيعص (QS, Maryam), dan حم عسق (QS, Al-Syuara).

4.    Pembukaan dengan sumpah (Qosam) (الاءتتفناح بقسام)
Terdapat dalam 16 surat dibagi kepada tiga bagian sebagai berikut:
a.    Sumpah dengan benda angkasa misalnya: والنجم (QS, An-Nazm), والطارق    والسماء (QS, Ath-Thariq), dan lain-lain.
b.    Sumpah dengan benda bawah misalnya: والتين (QS, At-Tin), والعديت (QS, Al_’Adiyat), dan lain-lain.
c.    Sumpah dengan waktu misalnya: والعصر (QS, Al-Ashr), واليل (QS, Al-Lail), dan lain-lain.

5.    Pembukaan dengan kalimat (jumlah) Khabariah
Ada 23 surat dan dibagi dua macam sebagai berikut:
a.    Jumlah ismiyah, jumlah ismiyah menjadi pembuka surat yang terdiri dari 11 surat yaitu: براءة من الله ورسوله (QS, At-Taubat), سورة انزلناها وفرضناها (QS, An-Nur).
b.    Jumlah fi’liyah, jumlah fi’liyah yang menjadi pembuka surat terdiri dari 12 surat yaitu: يسئلونك عن الانفال (QS, Al-Anfal), قد افلح المؤ منون (QS, Al-Mukminun) dan lain-lain.

6.    Pembukaan dengan Syarat (الاءستفتاح با لشرط)
Terdiri dari tujuh surat misalnya اذالشمس كورت (QS, At-Takwir). انفطرت اذالسماء (QS, Al Infithar) dan lain-lainnya.

7.    Pembukaan dengan kata perintah
Adapun pembukaannya terdiri dari enam surat yaitu: dengan kata اقرا dalam surat Al-Alaq, dan dengan kata قل dalam surat al-Jin, al-Kfirun, al-Falaq, dan al-Annas.

8.    Pembukaan dengan pertanyaan(al-Istiftah bil Istifham)
Bentuk nya ada dua dan terdapat empat surat dalam al-Qur’an. Yaitu:
a.    Pertanyaan fositif misalnya: هل اتي علي الانسان (QS. Ad-dahr).
b.    Pertanyaan negatif misalnya: الم نشرح لك صدرك (QS, Al-Insyirah).

9.      Pembukaan dengan do’a
Ada tiga surat didalam al-Qur’an. Yaitu, QS. Al-Muthaffifin, QS. Al-Humazah, dan QS. Al-Lahab.

10.  Pembukaan dengan alasan (al-Istiftah bit-Ta’lil)
Ada satu surat didalam al-Qur’an. Misalnya لايلف قريش (QS. Al-Qurais).


C.  PENDAPAT ULAMA’ TENTANG FAWATIH AL-SUWAR
Para ulama salaf dalam menyikapi ayat-ayat mutasyabihat yang terletak pada awal surat berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut telah tersusun sejak azali sedemikian rupa, melengkapi segala yang melemahkan manusia dan mendatangkan seperti Al-Qur’an. Karena kehatian-hatiannya, mereka tidak berani menafsiran dan tidak berani mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap huruf itu. Dan mereka berkeyakinan bahwa Allah sendiri yang mengetahui tafsirannya. Hal ini menjadi suatu kewajaran yang berlaku bagi ulama salaf karena dalam hal teologi pun menolak terjun dalam pembahasan tentang hal-hal yang suci seperti ungkapannya : “Istimewa Allah adalah cukup diketahui, hal ini harus kita percayai, mempersoalkan hal itu adalah bid’ah”. Sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Sya’bi yang dikutip oleh Subhi Sholih menyatkaan “ Huruf awalan itu adalah rahasia Al-Qur’an ”. Hal ini sebagaimana diperjelas dengan perkataan Ali bin Abi Tholib.“Sesungguhnya bagi tiap-tiap kitab ada saripatinya, saripati Al-Qur’an ini adalah huruf-huruf Hijaiyah”. Abu Bakar Ash-Sidiq pernah berkata: “ Di tiap-tiap kitab ada rahasianya, rahasia dalam Al-Qu’an adalah permulaan-permulaan surat”.[10]

Pendapat atau penafsiran para mufasir tentang Fawatih Al-Suwar:
1.    Mufasir dari Kalangan Tasawuf. Ulamaa tasawuf berpendapat bahwa fawatihus Suwar adalah huruf-huruf yang tepotong-potong yang masing-masing diambil dari nama Allah, atau yang tiap-tiap hurufnya merupakan penggantian dari suatu kalimat yang berhubungan dengan yang sesudahnya atau huruf itu menunjukkan kepada maksud yang dikandung oleh surah yang surah itu dimulai dengan huruf-huruf yang terpotong-potong itu.[11]
2.    Mufasir Orientalis Pendapat yang palinng jauh menyimpang dari kebenaran adalah dari seorang orientalis yang bernama Noldeke dari Jerman, yang kemudian dikoreksi, bahwa awalan surat itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama-namapara sahabat Nabi. Misalnya: Huruf “Sin” adalah dari nama Sa’ad Bin Abi Waqosh, “Mim” adalah huruf depan dari nama Al-Mughiroah, huruf “Nun” adalah dari nama Usman Bin Affan.[12]
3.    Al-Khuwaibi Al-Khuwaibi mengatakan bahwa kalimat-kalimat itu merupakan tanbih (peringatan) bagi Nabi. Mungkin ada suatu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk dan lain sebagainya.[13]
4.    Rasyid Ridha As-sayyid menurut Rasyid Ridha tidak membenarkan Al-Quwaibi diatas, karena Nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatangan wahyu. Rasyid Ridha berpendapat sesuai dengan ar-Razi bahwa tanbih (peringatan) ini sebenarnya dihadapkan kepada orang-orang musyrik mekkah dan ahli kitab madinah. Karena orang-orang kafir apabila Nabi membaca al-Qur’an mereka satu sama lain menganjurkan untuk tidak mendengarkannya, seperti dijelaskan dalam suratfushilat ayat 26.[14]
5.    Mufasir Dari Kalangan Syi’ah, Kelompok syi’ah berpendapat bahwa jika huruf-huruf awalan itu dikumpulkan setelah dihapus ulangan-ulangannya maka akan berarti : “Jalan Ali adalah kebenaran yang kita pegang teguh”. Perwakilan itu kemudian dijawab oleh kelompok Ahlul Sunnnah, dan jawabannya berdasarkan pengertian yang mereka peroleh dari huruf-huruf awalan itu yang juga dihapus di ulangan-ulangannya dengan mengatakan “Benarlah jalanmu bersama kaum Ahlu Sunnah”. Dari pendapat para ahli tentang Fawatihus Suwar, dapat dilihat bahwa pentakwilan sebuah ayat sangat banyak macamnya. Hal ini boleh jadi didasari oleh pendidikandan ilmu-ilmu yang dimilikinya serta kecenderungan mereka mengkaji Al-Qur’an secara lebih luas.[15]


D.  MANFAAT FAWATIH AL-SUWAR
Manfaat tela’ah terhadap fawatih Al-suwar  tidak terlepas dari konteks penafsiran Al-Qur’an. Pengggalian-penggalian makna yang terlebih dahulu melalui karakter bab ini, akan memberikan nuansa tersendiri, baik yang didasarkan pada data historis yang konkrit ataupun penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu tentu  saja kita tetap meyakini eksistensi Al-Qur’an, kebesarannya, keagungannya, juga rahasia kemu’jizatannya. Banyak   sekali  manfaat yang kita dapat dalam mengkaji Fawatih al-Suwar.[16]

Adapun sebagian dari manfaatnya adalah sebagai berikut:
1.    Sebagai Tanbih (peringatan ) dan dapat memberikanperhatian baik   bagi nabi, maupun umatnya dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan ini.
2.    Sebagai pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa dalam fawatih as-suwar banyak sekali  hal-hal  yang  mengandung rahasia-rahasia Allah yang kita tidak dapat mengetahunya.
3.    Sebagai motivasi untuk selalu mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada  Allah SWT.
4.    Untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur’an terutama bagi kaum Muslimin yang masih lemah imannya karena sangat mudah terpengaruh oleh   perkataan musuh-musuh islam yang mengatakan bahwa al-qur’an itu adalah buatan Muhammad.[17]
Dengan mengkaji Fawatih al-Suwar kita akan merasakan terhadap keindahan  bahasa al-Qur’an itu  sendiri bahwa al-Qur’an itu datang dari dari Allah SWT.





























BAB III


KESIMPULAN
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, makna fawatih al-suwar adalah pembuka-pembuka surah karena posisinya yang mengawali perjalanaan teks-teks setiap surah dan sebagian Ulama ada yang mengidentikkan  fawatih al-suwar dengan huruf al-muqatta'ah atau huruf-huruf yang terpisah dalam al-Quran.
Menurut ibn Abi Al-Ishba’, Jenis jenis fawatih al-suwar itu dibagi menjadi sepuluh, yaitu: Pujian kepada Allah, Nida’, huruf tahajji (huruf-huruf muqatta’ah), Qasam, Jumlah khabariyyah, Syarat, Perintah, Pertanyaan, Doa, dan Ta’lil.
Dikalangan ulama’ pun dalam menyikapi hal ini juga terdapat perbedaan pendapat, seperti Ulamaa tasawuf berpendapat bahwa fawatihus Suwar adalah huruf-huruf yang tepotong-potong yang masing-masing diambil dari nama Allah, adapun yang mengatakan bahwa kalimat-kalimat itu merupakan tanbih (peringatan) bagi Nabi, dll.
Adapun manfaat dari fawatih al-suwar adalah, sebagai tanbih, pengetahuan, motivasi, dan untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur’an terutama bagi kaum Muslimin yang masih lemah imannya.












Daftar Pustaka

Ahmad, Maltuf dan Muhammad Hairuzi, 2014 “Fawatih Al-Suwar”, (online), (http://uhangjambyee.blogspot.com/2014/09/makalah-ulumul-quran-fawatih-al-suwar.html) di akses tanggal 2 April 2015
Amri, Muhammad, 2013, “Fawatihus Suwar”, (online), (http://muhamri03.blogspot.com/2013/12/fawatihus-suwar.html), diakses tanggal 2 April 2015
Anam, Khoirul, 2012, “Fawatihus Suwar”, (online), (http://cahwadang.blogspot.com/2012/03/fawatihus-suwar.html), di akses tanggal 2 April 2015
Rohman, Abd, 2007, Komunikasi Dalam Al-Qur’an, Malang: UIN Malang Press



[1] http://muhamri03.blogspot.com/2013/12/fawatihus-suwar.html
[3] http://muhamri03.blogspot.com/2013/12/fawatihus-suwar.html
[4] http://cahwadang.blogspot.com/2012/03/fawatihus-suwar.html
[5] Abd. Rohman, Komunikasi Dalam Al-Qur’an, UIN Malang Press, hal. 128.
[6] Ibid.
[7] Ibid., hal. 129.
[8] http://aliyahalhuda.blogspot.com/2008/05/fawatih-al-suwar-dan-khawatim-al-suwar.html
[9] Ibid,.
[10] http://muhamri03.blogspot.com/2013/12/fawatihus-suwar.html
[11] Ibid,.
[12] Ibid,.
[13] Ibid,.
[14] Ibid,.
[15] Ibid,.
[16] http://uhangjambyee.blogspot.com/2014/09/makalah-ulumul-quran-fawatih-al-suwar.html
[17] Ibid,.

No comments:

Post a Comment

MAKALAH HADIS TARBAWI ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MAKALAH HADIS TARBAWI ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Dosen Pengampu :                         Muchlis Anshori, S. ...