Wednesday, 8 June 2016

Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan



Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan

A.  Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan, peralatan atau perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar Misalnya gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat media pengajaran agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Adapun yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, taman, jalan, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman untuk pengajaran biologi, halaman sebagai lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen  sarana dan  prasarana  pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada disekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran disekolah.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses pendidikan secara optimal dan berarti. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.
B.  Pengadaan Fasilitas atau Sarana Prasarana Pendidikan
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan menghadirkan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar. Pengadaan fasilitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah seperti yang disebutkan dibawah ini:
a.       Dropping dari pemerintah, hal ini merupakan bantuan yang diberikan pemerinth kepada sekolah.
b.      Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli, baik secara langsung maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.
c.       Meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah ke lembaga sosial yang tidak mengikat.
d.      Pengadaan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam.
e.       Pengadaan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan sekolah.
C.  Resiko Managemen Fasilitas Pendidikan
Resiko manajemen fasilitas pendidikan ini dapat berupa penghapusan. Pengahpusan barang inventaris adalah pelepasan suatu barang dari kepemilikan dan tanggung jawab pengurusnya oleh pemerintah ataupun swasta. Penghapusan barang dapat dilakukan dengan lelang dan pemusnahan.
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah satu aktivitas dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan, penghapusan bertujuan untuk:
a.       Mencegah dan membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat pengeluaran dana untuk perbaikan perlengkapan yang rusak.
b.      Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan yang tidak berguna lagi.
c.       Meringankan beban inventaris.
Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap perlengkapan sekolah. Namun perlengkapan yang akan dihapus harus memenuhi persyaratan-persyaratan penghapusan. Demikian pula prosedurnya harus mengikuti perundang-undangan yang berlaku.
Barang-barang yang memenuhi syarat untuk dihapus adalah :
a.       Barang-barang dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan.
b.      Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
c.       Barang-barang kuno yang penggunaannya sudah tidak efisien lagi.
d.      Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi.
e.       Barang-barang yang dicuri.
f.       Barang – barang yang terbakar dan musnah akibat bencana alam.


Management Curriculum



Management Curriculum

A.  Managing Curriculum
The curriculum is a set of plans and arrangements regarding the objectives, content and learning materials as well as the way used as implementation guidelines for learning activities to achieve specific educational objectives.
Managing curriculum is a curriculum management system that is cooperative, comprehensive, systemic and systematic in order to realize the achievement of the objectives of the curriculum. Curriculum management is a process of joint venture or cooperation within an organization through a systematic and coordination regulate and facilitation the achievement of objectives in school teaching effectively and efficiently.
In a simple and more easily studied in depth, the scope of the management curriculum is as follows: 1) management planning, 2) management of curriculum implementation, 3) supervision of the implementation of the curriculum, 4) monitoring and assessment of curriculum, 5) curriculum improvement,  6) decentralization and centralization of curriculum development.
There are several principles that should be considered in implementing mnajemen curriculum is, productivity, democratization, cooperative, effective and efficiency, and directing the vision, mission and objectives set out in the curriculum.
B.  Organization of the curriculum
In the organization of the curriculum known various forms of organization of the curriculum including the following:
1.  Curriculum subjects
A curriculum which consists of a number of subjects separately (isolated subjects). Here the number of subjects taught on their own without any relationship to other subjects.
2.  The curriculum is correlated between subjects
The curriculum is an attempt to reduce the disadvantages as a result of the separation of subjects. The procedure is conveying the points are correlated in order to facilitate students understand certain subjects
3.  The curriculum is integrated/unified
The curriculum is likely to be looking at that in an integrated subject, or integrated as a whole. The integration can be achieved through the convergence of lessons on a particular issue with alternative solutions through a variety of disciplines or subjects that are necessary so that the boundaries between subjects can be eliminated.
4.  Core curriculum
Program curriculum core of the problem is a program in the form of units of issue, where problems are taken from a particular subject, and many other subjects are given through learning activities in an effort to solve the problem, in a nutshell this curriculum is the curriculum developed by the problems and needs of students.
C.   Managing Curriculum Development
Curriculum development cover’s planning, implementation, and evaluation, curriculum planning is the first step to build curricilum when the curriculum makers make decisions and take action to produce a plan that will be used by teachers and learners.
Curriculum development, used the principles that have been developed in daily life. Principles of curriculum development is divided into two groups: a) general principles, which includes, relevance, flexibility, kontinunitas, practical, and efectivity. b) specific principles, including, with respect to the principle that the purpose of education, educational content selection, the selection of teaching and learning process, the selection of media and learning tools, assessment and selection activities.


Friday, 3 June 2016

sentralisasi dan desentralisasi pendidikan



Sentralisasi dan Desentralisasi Pendidikan

A.  Pengertian sentralisasi dan desentralisasi pendidikan
Sentralisasi pendidikan yaitu keterlibatan pemerintah pusat dalam mengembangkan kurikulum atau program pendidikan yang akan diterapkan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan, yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Desentralisasi yaitu pemberian wewenang yang luas, nyata dan bertanggung jawab di daerah secara proposional diwujudkan dengan peraturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.
B.  Karakteristik sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi pada sistemnya, seluruh keputusan diambil/dibuat mencermati secara cermat kebutuhan pada seluruh wilayah kekuasaannya. Dengan otoritas pusat, maka seluruh kebijakan harus dilakukan oleh suatu wilayah, sehingga daerah tidak mempunyai kesempatan untuk mengambil kebijakan. Seluruh tanggung jawaban dari hasil (outcomes) atas lokasi dan penggunaan dan sumber daya menjadi kewenangan pusat.
Desentralisasi pada sistemnya, akan terdapat berbagai macam tingkatan otonomi dalam pengambilan keputusan pada satu daerah. Pada umumnya keuangan dialokasikan untuk tingkat operasional dan keputusan yang terkaitdengan penggunaan sumber daya diambil oleh sekolah setempat. Karena sistem desentralisasi mencerminkan berbagai macam tingkat otonomitermasuk kesempatan memperoleh kekuatan dan sumber daya untuk lembaga pendidikan.
C.  Kelebihan dan Kelemahan Sentralisasi dan Desentralisasi
1. Sentralisasi
Kelebihan:
-       Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model pengembangan sekolah dan pembelajaran.
-       Keseragaman pola pembudayaan masyarakat Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien, karena seluruh aktivitas organisasi terpusat sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
-       Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi.
-       Peningkatan resource sharing dan sinergi, dimana sumberdaya dapat dikelola secara lebih efisien karena dilakukan secara terpusat
Kekurangan:
-       Kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama
-       Melemahnya kebudayaan daerah
-       Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas.
-       Melahirkan suatu pemerintah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-hak daerah.
-       Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan segelintir elite politik.
2.  Desentralisasi
Kelebihan:
-          Dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki kebebasan berpikir,
-          Mampu memecahkan masalah secara mandiri, bekerja dan hidup dalam kelompok kreatif penuh inisiatif dan impati,
-          Memiliki keterampilan interpersonal yang memadai
-          Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas.
-          Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi
Kekurangan:
-          Wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau golongan serta dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para oknum atau pribadi.
-          Sulit dikontrol oleh pemerintah pusat.
-          Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi ke memungkinkan terjadinya perubahan secara gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan yang tergesa-gesa.
-          Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, propinsi dan daerah.
-          Kemampuan keuangan daerah yang terbatas.
-          Sumber daya manusia yang belum memadai
D.  Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajemen berbasis sekolah merupakan pendekatan politik yang bertujuan untuk memberikan kekuasaan dan meningkatkan partisipasi sekolah dalam upaya perbaikan kinerjanya yang mencakup guru, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat. Pada pelaksanaannya disadari bahwa pendekatan manajemen berbasis sekolah (MBS) memerlukan proses dan waktu.
Manajemen berbasis sekolah (MBS) ini merupakan upaya pengembangan gagasan dalam menyambut kebijakan pemerintah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang menempatkan kehadiran sekolah sebagai suatu institusi pendidikan yang mandiri. pemahaman tentang MBS diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan kepada para pengelola pendidikan dalam upaya pemahaman pembudayaan dan peningkatan mutu serta pengendalian sekolah.

MAKALAH HADIS TARBAWI ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MAKALAH HADIS TARBAWI ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Dosen Pengampu :                         Muchlis Anshori, S. ...