Sentralisasi dan Desentralisasi Pendidikan
A. Pengertian sentralisasi
dan desentralisasi pendidikan
Sentralisasi
pendidikan yaitu keterlibatan pemerintah pusat dalam mengembangkan kurikulum
atau program pendidikan yang akan diterapkan pada semua jalur, jenjang dan
jenis pendidikan, yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Desentralisasi yaitu pemberian wewenang yang luas, nyata dan bertanggung jawab
di daerah secara proposional diwujudkan dengan peraturan, pembagian dan
pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
B. Karakteristik sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi
pada sistemnya, seluruh keputusan diambil/dibuat mencermati secara cermat
kebutuhan pada seluruh wilayah kekuasaannya. Dengan otoritas pusat, maka
seluruh kebijakan harus dilakukan oleh suatu wilayah, sehingga daerah tidak
mempunyai kesempatan untuk mengambil kebijakan. Seluruh tanggung jawaban dari
hasil (outcomes) atas lokasi dan penggunaan dan sumber daya menjadi kewenangan
pusat.
Desentralisasi
pada sistemnya, akan terdapat berbagai macam tingkatan otonomi dalam
pengambilan keputusan pada satu daerah. Pada umumnya keuangan dialokasikan
untuk tingkat operasional dan keputusan yang terkaitdengan penggunaan sumber
daya diambil oleh sekolah setempat. Karena sistem desentralisasi mencerminkan
berbagai macam tingkat otonomitermasuk kesempatan memperoleh kekuatan dan sumber
daya untuk lembaga pendidikan.
C. Kelebihan dan Kelemahan
Sentralisasi dan Desentralisasi
1. Sentralisasi
Kelebihan:
-
Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan Keseragaman manajemen, sejak dalam
aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model pengembangan sekolah dan
pembelajaran.
-
Keseragaman pola pembudayaan masyarakat Organisasi menjadi lebih ramping
dan efisien, karena seluruh aktivitas organisasi terpusat sehingga pengambilan
keputusan lebih mudah.
-
Peningkatan resource sharing dan sinergi, dimana sumberdaya dapat dikelola
secara lebih efisien karena dilakukan secara terpusat
Kekurangan:
-
Kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang
berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi
lebih lama
-
Melemahnya kebudayaan daerah
-
Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas.
-
Melahirkan suatu pemerintah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan
hak-hak daerah.
-
Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan
segelintir elite politik.
2. Desentralisasi
Kelebihan:
-
Dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki kebebasan berpikir,
-
Mampu memecahkan masalah secara mandiri, bekerja dan hidup dalam kelompok
kreatif penuh inisiatif dan impati,
-
Memiliki keterampilan interpersonal yang memadai
-
Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas.
-
Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi
Kekurangan:
-
Wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau golongan serta
dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para oknum atau pribadi.
-
Sulit dikontrol oleh pemerintah pusat.
-
Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi ke memungkinkan
terjadinya perubahan secara gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan
yang tergesa-gesa.
-
Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat,
propinsi dan daerah.
-
Kemampuan keuangan daerah yang terbatas.
-
Sumber daya manusia yang belum memadai
D. Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS)
Manajemen berbasis sekolah merupakan
pendekatan politik yang bertujuan untuk memberikan kekuasaan dan meningkatkan
partisipasi sekolah dalam upaya perbaikan kinerjanya yang mencakup guru, siswa,
orang tua siswa, dan masyarakat. Pada pelaksanaannya disadari bahwa pendekatan
manajemen berbasis sekolah (MBS) memerlukan proses dan waktu.
Manajemen berbasis sekolah (MBS) ini
merupakan upaya pengembangan gagasan dalam menyambut kebijakan pemerintah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi yang menempatkan kehadiran sekolah sebagai
suatu institusi pendidikan yang mandiri. pemahaman tentang MBS diharapkan dapat
memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan kepada para pengelola pendidikan
dalam upaya pemahaman pembudayaan dan peningkatan mutu serta pengendalian
sekolah.
No comments:
Post a Comment