Friday, 3 June 2016

sentralisasi dan desentralisasi pendidikan



Sentralisasi dan Desentralisasi Pendidikan

A.  Pengertian sentralisasi dan desentralisasi pendidikan
Sentralisasi pendidikan yaitu keterlibatan pemerintah pusat dalam mengembangkan kurikulum atau program pendidikan yang akan diterapkan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan, yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Desentralisasi yaitu pemberian wewenang yang luas, nyata dan bertanggung jawab di daerah secara proposional diwujudkan dengan peraturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.
B.  Karakteristik sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi pada sistemnya, seluruh keputusan diambil/dibuat mencermati secara cermat kebutuhan pada seluruh wilayah kekuasaannya. Dengan otoritas pusat, maka seluruh kebijakan harus dilakukan oleh suatu wilayah, sehingga daerah tidak mempunyai kesempatan untuk mengambil kebijakan. Seluruh tanggung jawaban dari hasil (outcomes) atas lokasi dan penggunaan dan sumber daya menjadi kewenangan pusat.
Desentralisasi pada sistemnya, akan terdapat berbagai macam tingkatan otonomi dalam pengambilan keputusan pada satu daerah. Pada umumnya keuangan dialokasikan untuk tingkat operasional dan keputusan yang terkaitdengan penggunaan sumber daya diambil oleh sekolah setempat. Karena sistem desentralisasi mencerminkan berbagai macam tingkat otonomitermasuk kesempatan memperoleh kekuatan dan sumber daya untuk lembaga pendidikan.
C.  Kelebihan dan Kelemahan Sentralisasi dan Desentralisasi
1. Sentralisasi
Kelebihan:
-       Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model pengembangan sekolah dan pembelajaran.
-       Keseragaman pola pembudayaan masyarakat Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien, karena seluruh aktivitas organisasi terpusat sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
-       Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi.
-       Peningkatan resource sharing dan sinergi, dimana sumberdaya dapat dikelola secara lebih efisien karena dilakukan secara terpusat
Kekurangan:
-       Kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama
-       Melemahnya kebudayaan daerah
-       Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas.
-       Melahirkan suatu pemerintah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-hak daerah.
-       Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan segelintir elite politik.
2.  Desentralisasi
Kelebihan:
-          Dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki kebebasan berpikir,
-          Mampu memecahkan masalah secara mandiri, bekerja dan hidup dalam kelompok kreatif penuh inisiatif dan impati,
-          Memiliki keterampilan interpersonal yang memadai
-          Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas.
-          Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi
Kekurangan:
-          Wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau golongan serta dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para oknum atau pribadi.
-          Sulit dikontrol oleh pemerintah pusat.
-          Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi ke memungkinkan terjadinya perubahan secara gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan yang tergesa-gesa.
-          Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, propinsi dan daerah.
-          Kemampuan keuangan daerah yang terbatas.
-          Sumber daya manusia yang belum memadai
D.  Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajemen berbasis sekolah merupakan pendekatan politik yang bertujuan untuk memberikan kekuasaan dan meningkatkan partisipasi sekolah dalam upaya perbaikan kinerjanya yang mencakup guru, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat. Pada pelaksanaannya disadari bahwa pendekatan manajemen berbasis sekolah (MBS) memerlukan proses dan waktu.
Manajemen berbasis sekolah (MBS) ini merupakan upaya pengembangan gagasan dalam menyambut kebijakan pemerintah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang menempatkan kehadiran sekolah sebagai suatu institusi pendidikan yang mandiri. pemahaman tentang MBS diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan kepada para pengelola pendidikan dalam upaya pemahaman pembudayaan dan peningkatan mutu serta pengendalian sekolah.

No comments:

Post a Comment

MAKALAH HADIS TARBAWI ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MAKALAH HADIS TARBAWI ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Dosen Pengampu :                         Muchlis Anshori, S. ...