EVALUASI
PEMBELAJARAN

Tugas ini disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
dengan Dosen Pengampu :
Anies Rachmawati M. M.Psi
Disusun oleh :
Irwanto (143111305)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
Karena berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya yang tiada terkira, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Evaluasi Pendidikan”
Tak lupa kami juga mengucapkan ribuan terimakasih
kepada segenap keluarga yang telah banyak memberikan dukungan, kasih,
kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah kesuksesan ini berawal, semoga semua
ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun kepada langkah yang lebih
baik lagi.
Meskipun penulis berharap makalah ini terbebas dari
kesalahan dan kekurangan namun, masih saja banyak kuranganya, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi.
Akhir kata penulis berharap, mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta,
17 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan masalah 2
BAB II
A.
Pengertian
Pengukuran, Penilaian dan evaluasi 3
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi 4
1.
Tujuan
Evaluasi 4
2.
Fungsi
Evaluasi 5
C.
Macam-Macam
dan Prinsip-Prinsip Evaluasi 7
1.
Macam-macam
Evaluasi 7
2.
Prinsip-Prinsip
Evaluasi 8
BAB III
Kesimpulan 12
Daftar Pustaka 13
BAB I
A.
Latar Belakang
Salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh
pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan
sub sistem yang sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena
evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil
pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil
dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena
dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana
proses pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik.
Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui,
dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah
mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.
Evaluasi
pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi
data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau
mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau
kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Evaluasi yang dilakukan oleh
pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.
Namun, dalam makalah ini hanya akan dibicarakan masalah evaluasi pembelajaran.
Dalam
setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses
pembelajaran yang ia lakulan. Hasil yang dimaksud adalah baiak, tidak baik,
bermanfaat atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia
dapat menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana
proses pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik.
Artinya apabila pembelajaran yang ia lakukan mencapai hasil yang baik,
pendidiktentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian
pula sebaliknya.
Evaluasi
yang dilakukan pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran. Dalam makalah ini akan membicarakan tentang kosep dasar evaluasi
belajar diantaranya pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat evaluasi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Pengertian Pengukuran, Evalusai dan
Penilaian?
2.
Bagaimana
Tujuan dan Fungsi Evaluasi?
3.
Apa
Saja Macam-Macam dan Prinsip-Prinsip Evaluasi?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
Bagaimana Pengertian Pengukuran,
Evalusai dan Penilaian
2.
Menjelaskan
Bagaimana Tujuan, Manfaat dan Fungsi Evaluasi
3.
Mengetahui
Macam-Macam dan Prinsip-Prinsip Evaluasi
BAB
II
A.
Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Memang tidak
semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu melakukan pekerjaan
evaluasi. Dalam berbagai kegiatan sehari-hari kita jelas-jelas mengadakan
pengukuran. Dari dua kalimat tersebut kita sudah menemui tiga istilah yaitiu,
pengukuran, penilaian dan evaluasi. Sementara orang lebih cenderung mengartikan
ketiga kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam
memakainya tergantung dari katamana yang sedang siap diuapkan. Akan tetapi
sementara orang yang lain membedakan ketiga istilah tersebut. Uraian berikut
akan membantu dalam memperjelas perbedaan serta hubungan antara pengukuran,
penilainan dan evaluasi.
Pengukuran yang dalam bahasa inggris dikenal dengan measurement merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukurb dalam arti memberi angka terhadap
sesuatu yang disebut objek pengukuran atau objek ukur. Mengukur pada hakikatnya
adalah pemasangan atau korespondensi 1-1 antara angka yang diberikan dengan
fakta yang diberi angka atau diukur.
Secara
konseptual angka-angka hasil pengukuran pada dasarnya adalah kontinum yang bergerak dari suatu kutub kekutub lain
yang berlawanan. Misalnya dari rendah ke tinggi yang diberi angka dari 0 sampai
100, dari negative ke positive yang juga diberi angka darin 0 sampai 100, dari
dependen ke independen yang juga diberi angka dari 0 sampai 100, dan lain
sebagainya, yang penting ukuran dari fakta-fakta yang hendak di ukur dari suatu
objek ukur harus merupakan rentang kontinum
yang bergerak dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan.
Penilaian
yang dalam baghasa inggris dikenal dengan istilah Assesment berati
menilai sesuatu. Menilai itu sendiri berarti mengambil keputusan terhadap
sesuatu yang mengacu pada ukuran tertentu, seperti menilai baik buruk, sehat
atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah, dan sebagainya.
Sedangkan
evaluasi yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah evaluation
adalah suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
sejauh mana tujuan program telah tercapai. Evaluasi juga dapat diartikan
sebagai proses menilai brdasarkan criteria atau tujuan yang telah ditetapkan,
yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang
dievaluasi. Sebagai contoh evaluasi proyerk, kriterianya adalah tujuan dari
pembangunan proyek tersebut, apakah tercapai atau tidak, apakah sesuai dengan
rencana atau tidak, jika tidak mengapa terjadi demikian dan langkah-langkah apa
yang perlu dutempuh selanjutnya. Hasil dari kegiatan evaluasi adalah bersifat
kualitatif.
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa mengukur adalah mandingkan sesuatu dengan
satu ukuran, pengukuran bersifat kuantitatif, menilai adalah mengambil
sesuatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian brsifat
kualitatif, sedangkan evaluasi adalah meliputi kegiatan pengukuran dan
penilaian.
B.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Evaluasi yang
berarti pengungkapan dan pengukuran hasil belajar itu, pada dasarnya merupakan
proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Namun perlu diketahui bahwa penyusunan pelaksanaan evaluasi kebanyakan
cenderung bersifat kuantitatif, lantaran penggunaan simbul angka atau skor
untuk menentukan kualitas keseluruhan kinerja akademik siswa dianggap sangat
nisbi. Walaupun begitu, guru piawai dan professional akan berusaha mencari kiat
evaluasi yang lugas, tuntas dan meliputi seluruh kemampuan ranah cipta, rasa
dan karsa siswa
1.
Tujuan Evaluasi
Tujuan dari evaluasi antara lain adalah. pertama, untuk
mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam kurun waktu
proses belajar tertentu. Hal ini dengan evalusai berarati guru dapat mengetahui
kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar
yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan membantu kegiatan belajar
siswanya itu.
Kedua, untuk
mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan
demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah
siswa siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang atau lambat dalam arti
mutu kemampuan belajarnya.
Ketiga, untuk
mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini berarti
dangan evaluasi, guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat usaha siswa. Hasil
yang baik pada umumnya menunjukkan tingkat usaha yang efisien, sedangkan hasil
yang buruk adalah cermin dari usaha yang tidak efisien.
Keempat, untuk
mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya
untuk keperluan belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai
gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
Kelima, unuk mengetahui
tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru
dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian apabila sebuah metode yang digunakan
guru tidak mendorong munculnya prestasi siswa yang memuaskan, guru amat
dianjurkan mengganti metode tersebut atau mengkombinasikannya dengan metode
yang lain.
Selain itu berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1)
evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses kemajuan
dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Oleh karena
itu maka evaluasi belajar seyogyanya dilaukan secara terus-menerus dengan
berbagai cara, bukan hanya pada saat-saat ulangan terjadwal atau
ulangan-ulangan belaka.
2.
Fungsi Evaluasi
Secara lebih rinci, fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran
dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi, yaitu:
1.
Untuk
mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami
atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi
yang diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan unuk memperbaiki cara belajar
siswa (fungsi formatif) dan atau untuk mengsi rapor atau Surat Tanda Tamat
Belajar, yang berarti pula untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus-tidaknya
seorang siswa dan suatu lembaga pendidikan tertentu (fungsi sumatif).
2.
Untuk
mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu
sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen komponen dimaksud
antara lain adalah tujuan, materi atau
bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar-mengajar, alat dan sumber
pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi.
3.
Untuk
keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Hasil-hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau
data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya
seperti antara lain:
-
Untuk
membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekurangan atau kemampuan
siswa.
-
Untuk
mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa mememerlukan
pelayana remedial.
-
Sebagai
dasar dalam menangafli kasus-kasus tertentu di antara siswa.
-
Sehagai
acuan dalam melayani kebutuhan-kebutuhan siswa dalam rangka bimbingan karier.
4.
Untuk
keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Seperti telah dikemukakan di muka, hampir setiap saat guru melaksanaka kegiatan
evaluasi dalam rangka menilai keberhasilan bealajar siswa dan menilai program
pengajaran, yang berarti pula menilai isi atau materi pelajaran yang terdapat
di dalam kurikulum. Seorang guru yang dinamis tidak akan begitu saja mengikuti
apa yang tertera di dalam kurikulum, ia akan selalu berusaha untuk menentukan
dan memilih materi materi mana yang sesuai dengan kondisi siswa dan situasi
lingkungan serta perkembangan masyarakat pada masa itu. Materi kurikulum yang
dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan
ditinggalkannya dan diganti dengan materi yang diangap sesuai. Benar apa yang
dikatakan oleh para pakar kurikulum bahwa pada hakikatnya kurikulum sekolah
ditentukan oleh guru.
C.
Macam-Macam dan Prinsip-Prinsip Evaluasi
1. Macam-macam Evaluasi
Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan
berencana dan berkesinambungan, oleh karena itu macamnya pun banyak, mulai dari
yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.
a.
Pre test dan post test
Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap
akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya, ialah untuk mengidentifikasi
taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Evaluasi seperti
ini berlangsung secara singkat dan tidak memerlukan instrument tertulis.
Post test adalah
kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru
pada tiap ahir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf
pengetahuan siswa atas materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini juga
berlangsung singkatdan cukup dengan menggunakan instrument sederhana yang
berisi item-item yang jumlahnya sangat terbatas.
b.
Evaluasi prasyarat
Evaluasi ini sangat mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk mengidenttifikasi
penguasaan siswa akan materi lama yang mendasari materi baru yang akan
diajarkan.
c.
Evalusai diagnostic
Evaluasi ini dilakukan setelah penyajian sebuah satuan pelajaran
dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai
siswa. Instrument valuasu jenis ini dititikberatkan pada bahasan tertentu yang
dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.
d.
Evaluasi formaif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan uang dilakukan
pada setiap ahir penyajian tiap suatu pelajaran atau modul. Tujuannya ialah
untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk
mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
Hasil diagnosis kesulitan tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan
rekayasa pengajaran remedial.
e.
Evaluasi sumatif
Jenis evaluasi sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada ahir
vperiode pelaksanaan pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap ahir
semester atau ahir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan sebagai bahan laporan resmi
mengenai kinerja siswa dan bahan bantu naik atautidaknya siswa kekelas yang
lebih tinggi.
f.
UAN
UAN (ujian ahir nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi
sumatuf dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Namun, UAN yang
mulai diberlakukan pada tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah
menduduki kelas tertinggipada suatu jenjang pendidikan tertentu yakni jenjang
SD/Mi, SMP/MTs, dan seterusnya.
2.
Prinsip-prinsip Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses, yakni proses menentukan sampai berapa
jauh kemampuan yang dapat dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar.
Kemampuan yang diharapkan tersebut sebelumnya sudah ditetapkan secara
operational. Selanjutnya juga ditetapkan patokan pengukuran hingga dapat
diperoleh penilaian (value judgement), Karena itu dalam evaluasi diperlukan
prinsip-prinsip sebagai petunjuk agar dalam pelaksanaan evaluasi dapat lebih
efektif. Prinsip-prinsip itu antara lain:
a.
Kepastian dan kejelasan.
Dalam proses evaluasi maka kepastian
dan kejelasan yang akan dievaluasi menduduki urutan pertama. Evaluasi akan
dapat dilaksanakan apabila tujuan evaluasi tidak dirumuskan dulu secara jelas
da¬lam. definisi yang operational. Bila kita ingin mengevaaluasi kemajuan
belajar siswa maka pertama-tama kita identifikasi dan kita definisikan
tujuan-tujuan instruksional pengajaran dan barulah kita kembangkan alat
evaluasinya. Dengan demikian efektifitas alat evaluasi tergantung pada
deskripsi yang jelas apa yang akan kita evaluasi. Pada umumnya alat evaluasi
dalam pendidikan terutama pengajaran berupa test. Test ini mencerminkan
karakteristik aspek yang akan diukur. Kalau kita akan mengevaluasi tingkat
intelegensi siswa, maka komponen-komponen intelegensi itu harus dirumuskan
dengan jelas dan kemampuan belajar yang dicapai dirumuskan dengan tepat
selanjutnya dikembangkan test sebagai alat evaluasi. Dengan demikian
keberhasilan evaluasi lebih banyak ditentukan kepada kemampuan guru (evaluator)
dalam merumuskan/mendefinisikan dengan jelas aspek-aspek individual ke dalam
proses pendidikan.
b.
Teknik evaluasi
Teknik evaluasi yang dipilih sesuai
dengan tujuan evaluasi. Hendaklah diingat bahwa tidak ada teknik evaluasi yang
cocok untuk semua keperluan dalam pendidikanl Tiap-tiap tujuan (pendidikan)
yang ingin dicapai dikembangkan tekmk evaluasi tersendiri yang cocok dengan
tujuan tersebut. Kecocokan antara tujuan evaluasi dan teknik yang digunakan
perlu dijadikan pertimbangan utama.
c.
Komprehensif
Evaluasi yang komprehensif
memerlukan tehnik bervariasi. Tidak adalah teknik evaluasi tunggal yang mampu
mengukur tingkat kemampuan siswa dalam belajar, meskipun hanya dalam satu
pertemuan jam pelajaran. Sebab dalam kenyataannya tiap-tiap teknik evaluasi
mempunyai keterbatasan-keterbatasan tersendiri. Test obyektif misalnya akan
memberikan bukti obyektif tentang tingkat kemampuan siswa. Tetapi hanya
memberikan informasi sedikit dari siswa tentang apakah ia benar-benar mengerti
tentang materi tersee. but, apakah sudah dapat mengembangkan ketrampilan
berfikirnya, apakah akan dapat mengubah mengembangkan sikapnya apabila
menghadapi situasi yang nyata dan sebagainya. Lebih-lebih pada test subyektif
yang penilaiannya lebih banyak tergantung pada subyektivitas evaluatornya.
Atas dasar prinsip inilah maka
seyogyanya dalam proses belajar-mengajar, untuk mengukur kemampuan belajar
siswa digunakan teknik evaluasi yang bervariasi. Bob Houston seorang ahli
evaluasi di Amerika Serikat (Texas) menyarankan untuk mendapatkan hasil yang
lebih I obyektif dalam evaluasi, maka variasi teknik tidak hanya dikembangkan
dalam bentuk pengukuran kuantitas saja. Evaluasi harus didasarkan pula data
kualitatif siswa yang diperoleh dari observasi guru, Kepala Sekolah, catatan
catatan harian dan sebagainya.
d.
Kesadaran adanya kesalahan pengukuran
Evaluator harus menyadari
keterbatasan dan kelemahan dalam teknik evaluasi yang digunakan. Atas dasar
kesadaran ini, maka dituntut untuk lebih hati-hati dalam kebijakan-kebijakan
yang diambil setelah melaksanakan evaluasi. Evaluator menyadari bahwa dalam
pengukuran yang dilaksanakan, hanya mengukur sebaglan (sampel) saja dari suatu
kompleksitas yang seharusnya diukur, lagi pula pengukuran dilakukan hanya pada
saat tertentu saja. Maka dapat terjadi salah satu aspek yang sifatnya menonjol
yang dimi liki siswa tidak termasuk dalam sampel pe¬ngukuran. Inilah yang
disebut sampling error dalam evaluasi.
Sumber kesalahan (error) yang lain terletak pada alat/instrument yang diguriakan dalam proses evaluasi. Penyusunan alat evaluasi tidak mudah, lebih-Iebih bila aspek yang diukur sifatnya komplek. Dalam skoring sebagai data kuantitatif yang diharapkan dapat mencerminkan objektivitas, tidak luput dari “error of measurement”. Test obyektif tidak luput dari guessing, main terka, untung-untungan, sedangtest essai subyektivitas penilai masuk di dalamnya. Karena itu dalam laporan hasil evaluasi, evaluator perlu melaporkan adanya kesalahan pengukuran ini. Pengukuran dengan test, kesalahan pengukuran dapat ditunjukkan dengan koefisien kesalahan pengukuran.
Sumber kesalahan (error) yang lain terletak pada alat/instrument yang diguriakan dalam proses evaluasi. Penyusunan alat evaluasi tidak mudah, lebih-Iebih bila aspek yang diukur sifatnya komplek. Dalam skoring sebagai data kuantitatif yang diharapkan dapat mencerminkan objektivitas, tidak luput dari “error of measurement”. Test obyektif tidak luput dari guessing, main terka, untung-untungan, sedangtest essai subyektivitas penilai masuk di dalamnya. Karena itu dalam laporan hasil evaluasi, evaluator perlu melaporkan adanya kesalahan pengukuran ini. Pengukuran dengan test, kesalahan pengukuran dapat ditunjukkan dengan koefisien kesalahan pengukuran.
e.
Evaluasi adalah alat, bukan tujuan
Evaluator menyadari sepenuhnya bahwa
tiap-tiap teknik evaluasi digunakan sesuai dengan tujuan evaluasi. Hasil
evaluasi yang diperoleh tanpa tujuan tertentu akan membuang waktu dan uang,
bahkan merugikan anak didik. Maka dari itu yang perlu dirumuskan lebih dahulu
ialah tujuan evaluasi, baru dari tujuan ini dikembangkan teknik yang akan
digunakan dan selanjutnya disusun test sebagai alat evaluasi. Jangan sampai
terbalik, sebab tanpa diketahui tujuan evaluasi data-yang diperoleh akan
sia-sia. Atas dasar pengertian tersebut di atas maka kebijakan-kebijakan
pendidikan yang akan diambil dirumuskan dulu dengan jelas sebelumnya dipilih
prosedur evaluasi yang digunakan dengan demikian.
BAB III
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mengukur adalah
mandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran bersifat kuantitatif, menilai
adalah mengambil sesuatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk,
penilaian brsifat kualitatif, sedangkan evaluasi adalah meliputi kegiatan
pengukuran dan penilaian.
Kemudian tujuan fungsi dari evaluasi secara umum adalah untuk
mengukur, menilai dan mengetahui tingkat kemampuan siswa atau hasil prestasi
dari siswa dari kegiatan belajar mengajar yang telah dilalui.
Dalam kegiatan evaluasi terdapat beberapa macam cara untuk
mengevaluasi kegiatan pembelajaran antara lain, pre test dan post test, evaluasi
prasyarat, evaluasi diagnostic, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan UAN.
Sedangkan prinsip dari evaluasi antara lain, Kepastian dan
kejelasan, Teknik evaluasi, Komprehensif, Kesadaran adanya kesalahan
pengukuran, dan Evaluasi adalah alat bukan tujuan.
Daftar Pustaka
Arikunti,
Suharsimi, 2005, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi
Aksara
Mulyono, puji
dkk, 2000, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.
Jakarta: PPs UNJ
Syah, Muhibbin,
2006, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Wakhinuddi,
2010, “Prinsip-prinsip Evaluasi dalam Pembelajaran”, (online),
(https://wakhinuddin.wordpress.com/2010/01/13/prinsip-prinsip-evaluasi-dalam-pembelajaran/),
diakses pada tgl 17 Desember 2015
………, 2014, Fungsi Evaluasi dalam Proses Pembelajaran”, (online),
(http://sbrrhapsody.blogspot.co.id/2012/04/fungsi-evaluasi-dalam-proses-belajar.html),
diakses pada tgl 17 Desember 2015
No comments:
Post a Comment