LAPORAN
HASIL WAWANCARA DENGAN
TOKOH
POLITIK DAN AGAMA

Tugas ini disusun Guna Memenuhi Tugas Ahir Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dengan Dosen Pengampu M. Julijanto M.Ag
Disusun oleh :
Irwanto (143111305)
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
SURAKARTA

Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya yang tiada terkira, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan wawancara kami dengan tokoh politik.
Tak
lupa kami juga mengucapkan ribuan terimakasih kepada segenap keluarga yang
telah banyak memberikan dukungan, kasih, kepercayaan yang begitu besar dan
khususnya lagi kepada bapak Sri Mulyono selaku lurah di Desa Kriwen Kec. Joho,
Kab. Sukoharjo dan Bapak Asmudi yang telah bersedia kami wawancarai dan telah
banyak memberikan informasi kepada kami.
Meskipun
penulis berharap laporan ini terbebas dari kesalahan dan kekurangan namun,
masih saja banyak kuranganya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir
kata penulis berharap, mudah-mudahan laporan ini dapat diterima sebagai tugas
ahir mata kuliah Pancasila dan semoga bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
PENDAHULUAN
Berbicara
tentang nasionalisme tentunya banyak sekali pemahaman dan pandangan masyarakat
mengenai makna dari kata tersebut. Dahulu, nasionalisme digunakan sebagai
standart untuk menentukan seberapa luasnya keberagaman politik suatu negara.
Nasionalisme diutarakan sebagai pengklaiman kemerdekaan nasional, obligasi yang
dimiliki dan yang harus dilakukan oleh bangsa dan juga prioritas budaya
nasional. Saat ini pemahaman masyarakat mengenai nasionalisme berbeda-beda,
tidak sedikit juga dari mereka yang tidak mengetahui apa sebenarnya arti dan
fungsi nasionalisme. Ada yang mengartikan nasionalisme sebagai hasil perjuangan
bangsa terdahulu yang dapat menimbulkan suatu rasa cinta dan kebanggaan pada
tanah air oleh bangsanya saat ini.
Nasionalisme
adalah rasa kebersamaan, kebersatuan dan sebagai satu bangsa yang dapat
membentuk semangat kebangsaan bersama. Akan tetapi seiring dengan perkembangan
zaman, kemodernitasan, arus globalisasi, menjadikan rasa nasionalisme ini
sangat berkurang, terutama dilkalangan para pemuda Indonesia saat ini, Mereka
lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering
bermain-main dengan kelompoknya.
Untuk lebih
mengetahui tentang Nasionalisme dan peran para pemuda dalam meningkatkan rasa
Nasionalisme ini, kami mencoba mewawancarai seorang tokoh politik. Beliau
adalah seorang lurah di Desa Kriwen, Kec. Joho, Kab. Sukoharjo. Berikut ini
adalah data-data yang kami peroleh setelah berbincang-bincang dengan beliau.
TOKOH
POLITIK
A.
Biografi
Beliau saat ini
menjabat sebagai lurah di desa kriwen, kecamatan Joho, kabupaten Sukoharjo.
Beliau dilahirkan pada tanggal 22 Februari 1958. Masa kecil beliau dihabiskan
di kampung halamannya. Riwayat pendidikan beliau di awali dari SDN Joho1
Sukoharjo, kemudian beliau melanjutkan di STN Sukoharjo, dan SLTA beliau di STM
Surakarta. Beliau menyelesaikan gelar
sarjanannya di UNIBA (Universitas Batik Surakarta)
Sebelum menjadi
PNS beliau sempat menjadi pekerja bangunan, tukang ojek, bekerja di PLN, dan
sebagai tukang pijat. Pada tahun 1980 beliau diangkat menjadi PNS dan
megabdikan diri di Wiyata Bakti Pemda Sukoharjo. Pada tahun 1983 beliau bekerja
di Dinas Peternakan Sukoharjo, dan pada tahun 1988 beliau pindah tugas di Dinas
Perikanan di kecamatan Tawagsari, pada tahun 1991 hingga tahun 2000 beliau
bekerja didinas Perikanan Kecamatan Pulokarto. Selanjutnya pada tahun 2010
beliau bekerja sebagai seketaris
kelurahan dan di tahun 2011 diangkat menjadi lurah hingga sekarang.
B.
Pengalaman Organisasi
Beliau pernah
megikuti orgaisasi di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), dan menjabat sebagai
seksi penghubung (HUMAS) dan IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah)
C.
Pegalaman Pekarjaan
-
Pekerja
Bangunan
-
Tukag
Ojek
-
PLN
-
Tukang
Pijat Syaraf
-
Dinas
di Wiyata Bakti Pemda Sukoharjo
-
Dinas
Peternakan Sukoharjo
-
Dinas
Perikanan Tawangsari
-
Dinas
Perikanan Polokarto dan
-
Menjabat
Sebagai Lurah di desa Kriwen hingga saat ini
D.
Riwayat Pendidikan
-
SDN
Joho 1 Sukoharjo
-
STN
Sukoharjo
-
STM
Surakarta
-
UNIBA
(Universitas Batik Surakarta)
E.
Tantangan Dan Hambatan Yang Dihadapi Dalam Perjalan Kehidupan Dalam
Membangun Masyarakat
Banyak sekali tantangan dan hambatan yang di hadapi semasa beliau
menjabat sebagai lurah di desa Kriwen, diantaranya adalah permasalahan sengketa
tanah, kenakalan remaja, kriminalitas dan masih banyak lagi masalah-masalah
yang lain. Dalam menanggapi masalah-masalah tersebut beliau juga mempunyai
cara-cara tersendiri dalam penyelesaiannya.
Misalnya saja dalam menyelesaikan masalah sengketa tanah. dalam
menyelesaikan kasus ini beliau biasanya melalui proses negosiasi dan mediasi
antar warga yang berselisih dalam masalah tersebut, menurut beliau penyelesaian sengketa tanah melalui
negosiasi dan mediasi adalah cara terbaik karena bertujuan memberikan win-win
solution bagi para pihak berselisih. Selain itu, jalur mediasi atau negosiasi
ini lebih sedikit menghabiskan biaya, karena prosesnya pun jauh lebih singkat
dibandingkan melalui jalur pengadilan (gugatan perdata atau gugatan tata usaha
negara).
Kemudian dalam menyelesaikan kasus
kenakalan remaja maupun kriminalitas, beliau menggunakan istilah “Nguwongne
Uwong” (memanusiakan manusia), artinya dalam menyelelesaikan maslah ini beliau
tidak menggunakan kekerasan, tetapi dengan cara mendekati pihak-pihak yang
bersangkutan dalam kasus-kasus tersebut. “begini mas, untuk mengatasi
masalah-masalah seperti itu kami tidak melakukan dengan kekerasan atau dengan
paksaan, kami tidak membeda-bedakan antara mereka dengan masyarakat lainnya,
istilah jawanya adalah “nguwongne uwong”, yang awalnya mereka adalah para
remaja yang nakal, kami memberikan sosialisasi dan memberdayakan mereka untuk
ikut serta dalam membangun desa Kriwen ini”. Tuturnya.
F. Pandangan Beliau Tentang
Nasionalisme Dan Mewujudkannya Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Menurut beliau rasa Nasionalisme adalah rasa kebersamaan sebagai
satu bangsa yang dapat membentuk semangat kebangsaan bersama. Kebersamaan
adalah hal yang paling indah dan diidamkan semua orang. Kebersamaan dapat
diartikan sebagai sikap saling perhatian satu sama lain sesama manusia.
Kebersamaan adalah sebuah modal untuk menciptakan suasana hangat dan akrab di
sebuah lingkungan masyarakat. Kunci utama dalam kebersamaan itu sendiri adalah
sikap saling pengertian dan toleransi agar tercipta kebersamaan hidup antar
masyarakat.
Dalam mewujudkan rasa nasionalisme terhadap masyarakat, khususnya
masyarakat desa Kriwen, setiap 1 bulan sekali diadakan pertemuan antar RT dan
RW serta masyarakat sekitar. Pertemuan tersebut bertujuan untuk lebih
meningkatkan tali silaturahmi, kekompakan, kerukunan, dan kebersamaan diantara
warga.
Kehidupan sosial dan kerukunan antar warga adalah pilar utama dalam
membentuk masyarakat yang hidup dalam kedamaian, aman dan sejahtera dan
tentunya untuk mewujudkan rasa Nasionalisme antar warga. Maka kerukunan dan
kebersamaan, khususnya warga di lingkungan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga
(RW) perlu terus dijaga dan dipelihara.
Selain itu, tujuan diadakan pertemuan antar RT dan RW tersebut juga
sebagai tempat atau media bagi warga untuk membahas masalah-masalah yang
terjadi di masyarakat dan mencari solusi dalam menyelesaikan masalah-masalah
tersebut.
G.
Pandangan beliau Tentang Peran Generasi Muda Kedepan
Pemuda
merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita
bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu
bangsa, Pemuda lah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan
menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan
ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta
berdasarkan kepadanilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Pemuda-pemudi
generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan
atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda
zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti,
mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya
secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan
muncul dari berbagai aspek.
Sedangkan
pemuda zaman sekarang, masih terkesan acuh terhadap masalah-masalah sosial di
lingkungannya. Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun
drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih
sering bermain-main dengan kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang
berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara
keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain.
Menurut beliau
pemuda saat ini adalah tumpuan bagi masa depan bangsa. “Jika pemuda sekarang
banyak yang masih acuh terhadap masalah yang terjadi dilingkungan, masih
mengutamakan kesenangannya sendiri, tidak mau berpartisipasi dalam masyarakat,
bagaimana dengan masa depan bangsa ini, pasti akan hancur” Tutur beliau.
Harapan beliau
terhadap kaum muda Indonesia adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip
nasionalisme yang tetap memiliki batasan. Nasionalisme dan kebersamaan yang
saling menghargai satu sama lain, bukan yang justru mengedepankan ego dan
individualisme, karena apabila kedua aspek ini terus menerus dipupuk maka akan
terdapat potensi untuk menjadikannya pemuda yang cinta akan nasionalisme dan
petriotisme. Belum lagi potensi eskalasi konflik internal yang dapat memecah
belah bangsa Indonesia. Beliau mengharapkan kaum muda untuk menjadikan
kebersamaan, kerjasama, toleransi, serta penghargaan terhadap sejarah sebagai
fondasi perjuangan kontemporer bangsa ini.
H.
Kesan Dan Pesan Beliau Pada Generasi Muda Dalam Menghadapi
Perubahan Dan Kemajuan Zaman.
Pemuda dan
mahasiswa sebagai penyangga generasi kedepan diharapkan mempunyai kemampuan dan
keterampilan yang memadai untuk bekal kehidupan yang lebih baik, karenanya
sangatlah penting pemuda dan mahasiswa untuk diangkat dan di diberikan ruang
lebih untuk penghidupan yang lebih layak melalui berbagai pendidikan, pelatihan
dan keterampilan kecakapan hidup/life skills guna memenuhi kebutuhan yang terus
meningkat saat ini, terlebih lagi di era globalisasi ini.
Pemuda dan
Mahasiswa yang diharapkan sebagai generasi penerus haruslah dibekali berbagai keahlian yang memadai dalam rangka
memberikan kehidupan yang lebih baik, namun sangat di sayangkan pemuda dan
mahasiswa yang diharapkan sebagai pelopor pembangunan seringkali kurang
mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga berakibat pada menurunnya
nilai-nilai nasionalisme dan wawasan kebangsaan, Setidaknya ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kurangnya kreatifitas pemuda dan mahasiswa, salah satunya
adalah ketidak siapan pemuda dan mahasiswa dalam menghadapi derasnya arus
globalisasi dengan ditandai banyaknya pemuda dan mahasiswa yang tergerus oleh
globalisasi karena akar budaya leluhur bangsa telah tercerabik dari Pemuda dan
mahasiswa.
TOKOH AGAMA
A.
Biografi
Beliau
adalah seorang pemuka Agama di desa Karangtalun. Beliau bernama Asmudi. Masyarakat
sekitar biasa memanggil beliau Mbah Asmudi karena umurnya yang sudah tua.
Beliau lahir pada tahun 1944, bila dihitung sampai sekarang sekitar 71 tahun.
Beliau
saat ini tinggal bersama istri dan keluarga besar beliau, beliau dikaruniai
empat orang anak diantaranya adalah
Daldiri, Siti Masithoh, Ahmad Zamroni, Fathurrohman. Dengan didampingi istri
Beliau dan anak-anaknya maka cita-cita Beliau belum selesai karena masih banyak
tugas yang diambil sebagaimana pemuka agama yaitu mewujudkan kampung yang damai,
nyaman, sejahtera dan beragama ini tidak mudah. Maka beliau menyekolahkan
anak-anaknya ke pondok pesantren agar kelak bisa terwariskan kepada anak Beliau
dalam meneruskan perjuangan Beliau.
Sekarang anak-anak beliau sudah
bekerja semua dan sudah menempuh pendidikan agama di pondok pesantren.
Sebagaimana motif untuk memajukan kampung dengan dilandasi dengan agama yang
hakiki dan terhindar dari apa yang namanya pembrontakan ataupun kerusakan
agama. Dan akhirnya bisa meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan di tingkat
kampung untuk bangsa dan Negara.
B.
Pengalaman Organisasi
Banyak sekali
organisasi yang pernah beliau ikuti, diantaranya adalah, GP
Anshor, KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar
Indonesia), PPI (Persatuan Pelajar Indonesia), G30S-PKI
(Gerakan 30 September-PKI), P2A dan P3A (pilot proyek Agama) dan masih banyak lagi organisasi-organisasi
lain yang beliau ikuti.
C.
Pengalaman Kerja
Selain organisasi di
atas yang paling menonjol ialah menjadi departemen agama yang sebagai karier
Beliau. Ini tugasnya tentang mengurusi masalah agama yang mana sudah diresmikan
pemerintah dalam pelaksanaannya. Selebihnya sama dengan yang organisasi. Beliau
juga bertani akan tetapi pekerjaan itu hanya sebagai pekerjaan sampingan.
Sedikit menambahkan
Beliau juga sebagai Imam Masjid dan sebagai Tokoh agama yang dihormati
masyarakat. Sesekali ada pertemuan Beliau sebagai tetua di pertemuan tersebut.
D.
Riwayat Pendidikan
Riwayat
pendidikan beliau diawali dari sekolah Tingkat
SR, bila istilah sekarang namanya SD. Beliau sekolah di tingkat dasar ini
selama 6 tahun. Dan kemudian melanjutkan ke pondok selama 9 tahun. Lokasinya
ada di Jawa Timur tepatnya Ngawi, Mangkuyudan, dan Jombang. Beliau mondok sebagaimana anjuran orang tua
Beliau agar kelak menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar tempat
tinggal beliau.
E.
Tantangan Dan Hambatan Yang Dihadapi Dalam Perjalan Kehidupan Dalam
Membangun Masyarakat
Banyak sekali tantangan dan hambatan yang beliau hadapi dalam
membangun masyarakat di desa Karangtalun, diantarannya adalah, kurangnya sarana
dan prasarana serta pendanaan, Selain itu juga kurangnya dukungan
dari masyarakat dalam bersosial beragama, missal mendirikan TPA, Masjid dll.
Hal ini menjadi kurang diperhatikan oleh masyarakat dalam mewujudkan yang
sedemikian.
Kemudian
banyak anak muda yang bertingkah laku sesukanya tanpa ada peringatan yang
benar. Banyak yang sering mabuk-mabukan, judi, dll. Ini yang menjadi kelemahan
bila orang tua tidak memiliki pengetahuan tentang akhlak dan aqidah yang sesuai
agama dan pancasila dalam mendidik seorang anak. Oleh karenanya perlu sekali
sosialisasi di tingkat orang tua, selain juga sebagi orang tua tapi juga
sebagai pengaeas tindakan yang dilakukan oleh anak, sesuai atau tidak.
Kurangnya
kesadaran dalam bermasyarakat dan bernegara juga menjadi hambatan beliau dalam
membangun masyarakat. Karena banyak masyarakat yang tidak mempunyai kesadaran
akan bermasyarakat dan berbangsa, tidak hanya kalangan tua namun juga muda
sebagai genarasi bangsa. Merekalebih mementingkan individualism dari pada
kebersamaan. Seharusnya mereka memupuk masyarakat atau anak-anak mereka menuju
akhlak dan aqidah yang baik tapi malah membiarkan saja tanpa alasan apa-apa.
Setidaknya harus diberikan pengertian dulu utamanya anak muda sebagai penopang
bangsa agar berperilaku sebagaimana agama dan pancasila.
F. Pandangan Beliau Tentang
Nasionalisme Dan Mewujudkannya Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Dalam
mewujudkan rasa nasionalisme beliau memaparkan beberapa hal diantaranya:
1.
Pertemuan
Lebih mudahnya mengadakan sebuah pertemuan, hal ini
memberikan sosialisasi tentang begitu pentingnya kesadaran dalam bermasyarakat
dan bernegara.
2.
Gotong Royong
Sebgaimana aktivitas yang menunjang keakraban dalam
bermasyarakat di samping juga mengacu pada kesatuan dan persatuan.
3.
Mencegah Konflik
Jangan
sampai adanya pertikaian hanya dengan masalah sepele dikhawatirkan dapat
merusak hubungan masyarakat.
4.
Adanya
Keseragaman antara Pemimpin dan Ulama
Ini
dilakukan untuk mendalami pentingnya beragama dan bernegara menuju persatuan
dan kesatuan mengarah pada kesadilan sosial.
G.
Pandangan beliau Tentang Peran Generasi Muda Kedepan
Generasi muda adalah sebagai tulang punggung bangsa
di masa depan. Maka dari itu peran pemuda dalam bangsa ini sangatlah diharapkan
sepertihalnya dalam mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara.
Untuk mewujudkan itu Beliau memberikan pendapat yakni:
Pertama, membentuk organisasi yang dapat
mempersatukan muda-mudi bangsa Indonesia agar tidak terpecah berai begitu saja,
serta dapat mengakui hak, kewajiban, pendapat dll dari seluruh penjuru bangsa
Indonesia. Selain itu juga tidak lepas dari agama ibarat take and give (menerima dan memberi) antara agama dan Negara saling
berkaitan dan saling membutuhkan.
Kedua,
memperbanyak ilmu pengetahuan baik agama maupun umum. Ini difungsikan agar
terdapat gambaran yang sangat jelas bahwa ukuwah itu penting dan dapat
mengkoordinir generasi-generasi menuju bermasyarakat dan beragama. Ini
dimaksudkan agar saling keterkaitan dan saling
dukung satu sama lain agar tercapai kemakmuran dan kesejahteraan dalam
bermasyarakat, bernegara dan beragama.
H.
Kesan Dan Pesan Beliau Pada Generasi Muda Dalam Menghadapi
Perubahan Dan Kemajuan Zaman.
Pesan beliau
kepada para pemuda diantaranya adalah, kunci dari keberhasilan pemuda dalam menghadapi
tantangan zaman, berada pada fungsi
Ulama’ dan Pemerintah. Bila hal ini tidak difungsikan secara baik maka bangsa
yang tercinta ini tidak akan maju-maju
baik di bidang umum maupun di bidang agama khususnya. Jadi untuk anak muda
sendiri harus dibekali kedua-duanya antara ilmu dunia dan akhirat, agar
mendapatkan keseimbangan dan keselarasan dalam menempuh jalan hidup dan dapat
mewujudkan sesuai cita-cita bangsa nantinya.
Semua itu diperuntukan manusia agar meraih yang
lebih baik yakni bahagia di dunia dan di akhirat maka perlunya ilmu dan
keselarasan ilmu dunia dan akhirat agar tidak melenceng dari syariat agama dan
sesuai dengan Pancasila serta menjadikan anak-anak bangsa yang sholeh-sholehah
beserta menjadi anak-anak yang berguna bagi bangsa dan berguna di dunia dan
akhirat.
PENUTUP
Sekian laporan
yang dapat kami buat, kami sangat menyadari keterbatasan kami sebagai manusia
yang tentunya berpengaruh pada hasil karya kami. Oleh karena itu, apabila
laporan penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih banyak data-data yang
belum kami masukkan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap
pembaca terutama kepada Bapak Sri Mulyono dan bapak Asmudi selaku narasumber. Semoga
laporan penelitian kami ini bermanfaat serta dapat menambah wawasan para
pembaca dan kami juga berharap laporan penelitian ini dapat diterima sebagai
pemenuhan nilai tugas dan pembelajaran. Terima kasih atas perhatian dan
partisipasinya.