Tuesday, 9 August 2016

ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA MENGGUNAKAN SPSS



ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA MENGGUNAKAN SPSS



Tugas ini disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistik 2
dengan Dosen Pengampu : Ari Wibowo. Msi.M.Pd

Disusun oleh :
Intan samsiyati            (143111299)
Irwanto                       (143111305)
Karimatul Kamilah      (143111322)
                       

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2015/2016

ANALISIS KORELASI
A.   Devinisi Korelasi
Korelasi merupakan salah satu  statistik inverensi yang akan menguji apakah dua variable atau lebih mempunyai hubungan atau tidak. Dengan kata lain korelasi merupakan hubungan antara suatu variable dengan variable lain. dua variable dapat memiliki korelasi yang tinggi, korelasi yang rendah, korelasi negative ataupun tidak memiliki korelasi sama sekali.
Dalam analisis ini menggunakan korelasi Produk Momen Pearson, pengujian ini digunakan untuk menguji dua variable apakah ada hubungan atau tidak, dengan jenis data keduanya adalah sama yaitu rasio atau interval dan berdistribusi normal.

Criteria kedua variable terdapat hubungan atau tidak:
1.   Melihat dua variable tersebut berhubungan atau tidak, dengan criteria:
-          Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, dan terdapat hubungan.
-          Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, dan tidak  terdapat hubungan.
2.   Melihat nilai koefisiensi korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan suatu hubungan antar variable. Koefisien korelasi memiliki nilai antara – 1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi antara plus (+) atau minis (-). Maka sifat korelasi:
-          Korelasi positif (+) berarti bahwa jika variable x1 mengalami kenaikan variable x2 akan mengalami kenaikan juga, begitu pula sebaliknya.
-          Korelasi negative (-) berarti bahwa jika variable x1 mengalami penurunan  maka variable x2 akan mengalami penurunan, begitu sebaliknya.

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.      0,00 sampai 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah
2.      0,21 sampai 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah
3.      0,41 sampai 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat
4.      0, 71 sampai 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat
5.      0,91 sampai 0,99 berarti memiliki keeratan kuat sekali
6.      1 berarti korelasi sempurna.

B.  Contoh Analisis Korelasi dengan SPSS
Dibawah ini ingin diketahui apakah ada korelasi atau tidak antara variable motivasi belajar dengan variable prestasi belajar. Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Prestasi Belajar Siswa di……”. Datanya adalah sebagai berikut:
No
Motivasi Belajar
Prestasi Belajar
1
105
9,3
2
110
9,5
3
100
9,0
4
100
9,0
5
95
8,9
6
100
9,3
7
95
8,8
8
110
9,6
9
90
8,5
10
85
8,0
11
90
8,4
12
95
8,7
13
80
7,0
14
85
7,8
15
90
8,5

Data tersebut akan dianalisis menggunakan SPSS untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variable atau tidak. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1.   Langkah pertama buka SPSS dan masuk pada Variabel View, seperti pada gambar dibawah ini,

2.   Langkah kedua, masuk pada Data View dan masukkan data yang akan di analisis,

3.  Langkah ketiga adalah masuk pada menu Analyze-Correlate-Bevariate, seperti gambar berikut.

Dan akan muncul kolom Bevariate Correlation, kemudian masukkan semua variable kedalam kolom variable, kemudian centang pada kolom Pearson, Two-Tallet dan Fag Significcant Correlation, seperti gambar berikut.
4.   Setelah langkah-langkah tersebut selsai, lalu klik OK, dan hasilnya adalah sebagai berikut.
hasil.JPG

Tabel di atas menjelaskan bahwa koefisien korelasi antara motivasi belajar dan prestasi belajar adalah sebesar 0,948 dan berdasarkan uji t menunjukkan bahwa nilai tersebut adalah signifikan yang ditandai dengan nilai sig(2-tailed) sebesar 0,000 dengan dilengkapi tanda **.
Kesimpulan:
1.      pengujian hipotesis
-          tabel correlations, nilai sig. (2-tailed) => nilai p value < ɑ, atau  0,00 < 0,05
-          interpretasi : Ho ditolak, dan terdapat hubungan/korelasi antara kedua variable.
2.   Kekuatan hubungan
Tabel correlations, pearson correlation motivasi belajar-prestasi belajar = 0,948.
Interpretasi : keeratan hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah sangat kuat. Apabila motivasi belajar meningkat akan diikuti peningkatan prestasi belajar pula.


REGRESI LINIER SEDERHANA

A.  Devinisi regresi linier sederhana
Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara variable satu dengan variable lain. variable yang dipengaruhi disebut variable terikat atau dependen, sedang variable yang mempengaruhi disebut dengan variable bebas atau independen. Keunggulan regresi adalah kemampuannya untuk membantu memberikan penjelasan secara statistic pengaruh variable-variabel bebas dengan variable terikat.
Dalam analisis ini menggunakan uji regresi linier sederhana, regresi yang memiliki satu variable dependen dan satu variable independen. Model persamaan regresi linier sederhana dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
Y   =  subjek dalam variable dependen yang diprediksi
a    =  harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
b    = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada perubahan variable independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
X   = subjek pada variable independen yang mempengaruhi nilai tertentu.











B.  Contoh Analisis Regresi Linier Sederhana dengan SPSS
 Datanya adalah sebagai berikut:
No
Motivasi Belajar
Prestasi Belajar
1
105
9,3
2
110
9,5
3
100
9,0
4
100
9,0
5
95
8,9
6
100
9,3
7
95
8,8
8
110
9,6
9
90
8,5
10
85
8,0
11
90
8,4
12
95
8,7
13
80
7,0
14
85
7,8
15
90
8,5













Langkah-langkah analisis regresi dengan spss:
1.   Langkah pertama buka SPSS dan masuk pada Variabel View, seperti pada gambar dibawah ini,
korelasi data view.JPG

2.   Langkah kedua, masuk pada Data View dan masukkan data yang akan di analisis,
data view.JPG

3. Dilakukan proses analisa regresi dengan klik menu analyze-regression-linear, seperti gambar berikut.
analisis.PNG
4. Kemudian akan muncul dialog box linier regression, Lalu masukkan variabel (prestasi belajar) ke kolom Dependent dan variabel (motivasi belajar) ke kolom Independent dan klik Ok.

linier regres.PNG
Hasilnya adalah sebagai berikut.





Berdasarkan output dari SPSS diatas, data dapat diuraikan analisis sebagai berikut.
a.      R Square Model
Menjelaskan bahwa, nilai R Square Model sebesar 0,898. Artinya bahwa variabel bebas motivasi belajar dapat menjelaskan variabel terikat prestasi belajar secara linier sebesar 89,8%. atau ada sebesar 10,2% yang tidak dapat dijelaskan secara linier oleh Motivasi Belajar. Dengan demikian maka Motivasi Belajar merupakan variabel yang sangat baik untuk menjelaskan variabel Prestasi Belajar.

b.      Uji Anova
Hasil uji Anova tesebut menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 114,578 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel yang di hitung pada derajat bebas pembilang (df pembilang) sebesar 1 dan derajat bebas penyebut (df penyebut) sebesar 13 pada sebesar 0,05 yang nilainnya adalah 4,67. Tampak sangat jelas bahwa nilai F hitung = 114,578 lebih besar dari pada F tabel sebesar 4,67. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang dihasilkan adalah baik dan variabel Prestasi Belajar dapat dijelaskan oleh variabel Motivasi Belajar.

c.       Koefisien Regresi
Tabel tersebut menginformasikan model persamaan regresi yang diperoleh dengan koefisien konstanta dan koefisien variable yang terdapat pada kolom Unstandaized Coeficients B. Model yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Y = 1,680 + 0,074. X

d.      Estimasi Kurva Regresi Linier Sederhana
Untuk menampilkan gambar estimasi kurva regresi linier sederhana dari data tersebut dapat menggunakan perintah Analyze-Regression-Kurve Estimtion. Seperti gambar berikut.

Lalu akan muncul dialog box Curve Estimation, masukkan variable Motivasi Belajar pada kolom Independent dan Prestasi Belajar pada kolom dependent dan klik Ok, seperti berikut.


Dan hasilnya aadalah sebaai berikut,
Kesimpulan:
Dari plot di atas menunjukkan bahwa scatter data dan estimasi garis regresi linear sederhana yang menghubungkan kedua variabel di atas, tampak bahwa plot garis regresi merupakan estimasi yang baik dari\ sebaran data yang ada. Dan dapat digunakan sebagai model untuk menduga nilai prestasi apabila motivasinya di luar data yang ada.

MAKALAH HADIS TARBAWI ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MAKALAH HADIS TARBAWI ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Dosen Pengampu :                         Muchlis Anshori, S. ...